01 September, 2011

Sandy Season 2 Episode 12


Namun, Ibu Elly merasa heran ketika melihat Rista berada ditengah-tengah kumpulan orang. Ibu Ratih melihat dan  mengetahuinya, lalu menjelaskan kejadian yang sebenarnya.
“bapak-bapak Ibu-ibu, mungkin kalian heran kenapa Rista yang dulunya menghilang dari masyarakat kini menjadi lebih pendiam, ini karena kalian tidak tahu kalau Rista sebenarnya adalah saudara sepupu Sandy yang tersisa saat perang antarkelompok puluhan tahun yang lalu, saya memang mengizinkan dia boleh tinggal di desa ini lagi dengan syarat ia tidak terkena penyakit HIV/ AIDS*, ada yang setuju?” satu-persatu ada yang mengangkat tangannya.
Sebelumnya Sandy juga sudah menerima maafnya dari Rista, begitu juga Andra, Fadly, Indra, dan yang lainnya, di kalangan Sandy cs semua mengangkat tangannya. Tetapi raut muka Ibu Ratih yang awalnya tersenyum berubah menjadi heran, mengapa hanya Nenek Ihra yang tidak mengizinkan Rista tinggal didesa kijing. Setelah dijelaskan, ternyata hanya masalah sepele, Ristapun berpidato untuk meminta maaf pada semua warga desa kijing karena ketidak tahuan dirinya 20 tahun yang lalu. Warga desapun memerimanya. 3 hari setelah penyambutan kembali Rista didesa kijing, Rista menjalani tes DNA** untuk meyakinkan apakah Rista mengidap penyakit HIV/ AIDS atau tidak.
Sementara itu, Fadly sedang duduk merenung di ujung dermaga karena kekhawatirannya terhadap Rista sambil bermain-main dengan Tobi. Tiba-tiba saja Ibu Reni meneriaki Fadly,
“DUL, KAMU MAU SARAPAN NGGAK, MAMA SUDAH SIAPIN KUE BINGKA KESUKAAN KAMU.”
Sejenak, Fadly berdiri menghentikan lamunannya untuk mengambil kue kesukaannya, lalu kembali ke ujung dermaga dan duduk sambil makan kue. Melihat perilakunya, Ibu Reni meninggalkannya sambil menggerutu.
“dasar anak yang cuma bisa asyik sendirian dengan makanan dan peliharaannya.”
Baru beberapa potong ia menyantap hidangannya, tiba-tiba Rista datang dari rumah sakit untuk memberitahukan sesuatu pada Fadly. Rista melihat Fadly merenung sambil makan kue bingkanya. Melihat hal itu, Rista berlari, Fadly melihat Rista berlari menuju ke arahnya dan ia dipeluk Rista, dan tanpa sadar Rista dan Fadly terjatuh kedalam laut. Lalu mereka ke permukaan dan Rista menyampaikan sesuatu pada Fadly,
“tesnya sudah dapat ditentukan, Ly.”
“gimana, sayang?”
“hasil tesnya...”
“apa?”
“hasilnya...”
“apa?”
“hasil tesnya...”
“gimana?”
“hasil tesnya...”
“apa Rista, ngomong dong!?”
“hasil tes HIV/AIDSnya... NEGATIF!!!”
“yang bener aja!?” Sandy menyerahkan tes DNA nya pada Fadly.
“Kamu benar Ta, berarti warga desa dapat menerima kamu didesa ini.” Tiba-tiba Ibu Reni datang,
“syukurlah, Rista. Kamu berarti tidak jahat lagi pada desa kijing.”
 Aji tiba-tiba muncul dengan sebuah bingkisan.
“kak Sandy, ada bingkisan dari Sheila cs.”
“tunggu dulu...kamu salah baca, ini untuk Fadly goblok!!”
“tapi ada tulisan ‘untuk Sandy cs’,” Sammy membenarkannya.
“Aji betul Sandy, di bingkisan ini tertulis untukmu dan Fadly dari Sheila cs.” Tambah Andra, dan Indra.
Setelah Sandy melihatnya, ia baru tahu kalau ia sudah pulang kembali ke Jakarta, kecuali Sanny. Ia melihat senjata miliknya, Samurai kingcobra yang berujung pedang yang sudah retak dan jaket milik Fadly yang waktu itu masih tertinggal di kapal tempat mereka berusaha menangkap Pak Bandon. Kertas yang ada di dalamnya adalah surat dari Sheila yang dibacakan Fadly:

Dear Sandy cs
Apa kabar, pasti kalian baik-baik saja ya. Untuk Fadly, sebetulnya senjatamu ada retakan dibagian ujung pedang karena aku sedikit ceroboh saat akan kumasukkan kedalam kotak ini, maaf ya kalau kamu tersinggung. Untuk Sandy, senjatamu tanpa sengaja kutemukan di balik batu karang saat aku dan teman-temanku snorkeling kemarin, untuk yang lain, termasuk Aji, aku senang punya teman kayak kamu, temanku Sanny suka banget dengan kamu, Ji. Salam buat Manda dan Panji ya...

Sheila
NB: sorry ya bagi John pacarku, tidak ada hadiah buat kamu.

John terduduk sedih di pinggir dermaga karena merasa tidak dipedulikan oleh Sheila dan teman-temannya. Melihat ia bersedih, dengan senyum sinis dan sosok pendiamnya, Sandy menghampirinya dan duduk di pinggir dermaga.
“John, kesedihan dari Sheila bukan berarti kamu menggangap kesedihan itu dari semua orang.” Jelas Sandy. Mendengar apa yang ia katakan, John langsung pulang kerumahnya begitu saja. Semua yang melihatnya bertanya kepada diri sendiri,
“Fadly yang salah ngomong atau....” Mereka mengira John pulang karena Shelia tidak mau memberikan sesuatu padanya. Niat John yang sebenarnya adalah ia pulang kerumahnya karena ia akan menghidupkan komputer untuk chatting*** bersama Sheila di Jakarta. Tanpa sepengetahuan John, Sandy cs melihatnya di jendela kamar John, tiba-tiba Manda melihat dan meneriakinya.
“mama, papa, om Andika, tante Nadine, Mbak Mistin, mas Indra, kak Fadly, mas Gusti, Mbak Rista, ngapain semua manjat pohon durian yang lagi berbuah matang!!???”
“HAAAH,MANDA!! YAAAH...KETAHUAN DEH!!!” John tiba-tiba mendengar suara teriakan Sandy dan patahan ranting di jendela rumahnya. Benar saja, ranting pohon mangga yang Sandy cs naiki tidak kuat menahan pijakannya, sehingga mereka jatuh ke tanah. John langsung turun kebawah dan melihat mereka meringis kesakitan gara-gara Manda meneriaki mereka. John heran,
“loh, kak Sandy, Fadly dimana?” mendengar pertanyaan John, Fadly berteriak dibawah Sammy dan Aji.
KAK JOHN, FADLY ADA DIBAWAH SINIIIII!!!!
Mendengar teriakan Fadly, Sandy, Andra, Sammy, dan John berkata sesuatu pada Fadly sambil menolongnya.
TUMBEN KAMU YANG KENA SIAL!!!!!” namun, ada buah durian yang sudah masak lepas dari tangkainya dan jatuh menimpa kepala Aji dan jatuh pingsan.
“ADUH!!” mereka baru ingat Aji yang terkena buah durian. Akhirnya merekapun berkata sambil menyindir Aji.
JI...JI, SELAMANYA KAMU TETAP MENJADI BULAN-BULANAN KESIALAN KAMU. SAMPAI TUA KAMU TETAP KENA BATUNYA!!.
 Dimalam harinya, Sandy cs pergi ke tempat dimana Andra dan Sandy melihat kunang-kunang merah pertama kalinya dan rebahan di padang rumput sambil berkemah. Sebelum mereka bernyanyi, mereka melihat bintang-bintang dimalam itu bercahaya lebih terang dari biasanya.
“itu menandakan bahwa di hari ke depan, kita masih menghadapi musuh dari dunia luar sana, semoga kita selalu gembira di masa depan seperti sekarang ini.” Jelas Sandy.
“dan juga harus selalu waspada. Betul kan??”
“betul sekali Sammy.”
“kakak ini ada-ada saja.”
Merekapun bergembira bersama ditengah sunyinya malam.










*penyakit yang disebabkan oleh pasangan yang sering berganti-ganti, memakai narkoba, atau suntikan yang tidak steril.
**susunan sel dari tubuh seseorang
*** berbicara lewat internet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar