04 September, 2011

Sandy Season 3 Episode 10


Hari pemakaman itupun telah tiba, meski masih berbalut luka di sekujur tubuh Sandy, Fadly, dan John, tetapi mereka sudah mampu berjalan sedikit demi sedikit. Di hari itu, hujan gerimis merintik pertanda desa telah diselimuti duka, begitu juga angin yang berhembus kencang dan orang orang desa termasuk semua anggota clan masing-masing, pengiring jasad Andra dan Sammy dan juga Sandy cs yang kesemuanya memakai pakaian berwarna hitam dan membawa bunga-bunga duka cita juga mengikuti langkah Sandy menuju pemakaman di belakang gunung. Sesampainya di pemakaman, ketua clan dari masing-masing kubu menyampaikan duka citanya. Gerimis semakin deras dan tibalah saatnya untuk memasukkan jenazah masing-masing saat semua orang menaburkan bunga-bunga dan meletakkan bunga di nisan Andra dan Sammy. Disaat itulah Sandy terkenang semasa kecilnya yang selalu diajari cara membuat rangkaian kerang, berenang bersama-sama, merayakan kelulusan, saat bertarung dengan Nero Pirates dan Pak Bandon, hingga Andra menikahinya. Lain halnya Fadly, meski sering merasa cekcok pada Andra hanya karena hal sepele, namun ia bersyukur dapat diajari cara memakai dan mengeluarkan peralatan dari gulungan oleh Sammy dan diajari jurus Taijutsu oleh Andra. John juga merasa terpukul saat teringat dirinya mengajari mereka Surfing, Diving, dan selalu saja melerai pertengkaran Andra dan Fadly hanya karena masalah persahabatan mereka. Aji juga merasakan apa yang dirasakan Fadly saat itu, dia sering menjadi sasaran empuk kesialan yang dialaminya. Selama itu juga, Manda dan Panji terus menangis untuk melepas ayah yang telah membesarkan mereka ke liang lahat.
Sementara itu, di pulau Temajo juga sedang melaksanakan ritual yang  terakhir untuk para ninja mereka yang sudah terbunuh di tengah laut. Bukan hanya menabur bunga, tetapi mereka juga menaburkan abu dari mayat para ninja yang sebelumnya telah dibakar 3 hari yang lalu oleh keluarga atau perwakilan clan mereka.
Setelah Andra dan Sammy dimakamkan, Sandy, Fadly dan John tidak langsung pulang kerumah. Sandy menuju nisan dari semua keluarganya dan clannya dan meletakkan bunga kehormatan clan yang telah melahirkannya di clan Cylista, termasuk makam ibunya sendiri. Begitu juga Fadly yang mendoakan kakak-kakaknya yang telah melindunginya saat dirinya masih bayi. Hujan pun perlahan berhenti, dan mataharipun muncul membelah awan hitam yang membasahi bumi. Merekapun segera ke tempat clan mereka masing-masing untuk melanjutkan ritual mereka.
2 minggu berlalu lebih cepat dari biasanya, dupa-dupa di pemakaman masih dinyalakan, namun aktifitas berjalan seperti biasanya. Sandy tetap melanjutkan pekerjaannya sebagai pengrajin kerang bersama Fadly dan John.
“oh iya, Fadly. Clan yang mengajari jurus genjutsu yang ketiga itu apa ya? Ly. Kakak jadi penasaran.”
“waduh, Fadly juga baru mengingatnya. Tetapi lupa lagi.”
“eh, clan yang dapat mengajari Genjutsu selain Ratclaw dan Byakuragi?? Itu kalau tidak salah clan...”
“Yakuzaren!!!!” teriak Rully sambil berlari menemui Sandy.
“ITU DIA. Lho, Rully tahu darimana??” tanya Fadly kaget.
“daftar clan Ninja di perpustakaanku.”
BRAKKKK!!!!! Mistin tiba-tiba datang dengan keadaan dirinya dan sepedanya menabrak tempat sampah umum didepan rumah Sandy.
“ada apa sampai kamu tertabrak tempat sampah, Mistin?”
“Ibu Ratih memanggil kalian ke ruangannya, kalian harus cepat karena ini penting.” Kata Mistin.
Merekapun mengikuti Mistin menuju rumah Ibu Ratih. Sesampainya di rumah Ibu Ratih, mereka kaget saat mereka bertemu Reno yang dalam keadaan terikat tali tambang. Namun mereka mengerti apa maksud Ibu Ratih dan tetua adat mengikatnya. Mereka menginterogasi Reno habis-habisan dan jika dia benar-benar jujur mengatakannya ia dibebaskan dengan syarat dirinya harus bersih dari hawa nafsunya dan harus mengikuti latihan Ninja yang khusus untuknya serta harus melayani masyarakat di desa Kijing untuk menebus semua kesalahannya waktu itu.
“setelah saya interogasi, apa yang dia katakan sebagian ada yang benar jadi butuh waktu 3 hari untuk menginterogasinya sekali lagi.” Kata Ibu Ratih.
“begitu...?” sinis Sandy dan Fadly.
“tapi bagi Clan Maulana Abdullah, dia mengatakan kalau semua itu ada kaitannya dengan seluruh saudaranya Fadly. Tapi dia belum mengatakannya sekarang, karena saat diinterogasi dia sedang tertekan.”
Fadly menjadi terdiam karena penjelasan Ibu Ratih mengenai kesembilan kakak-kakaknya. Dan berujung maut pada Reika seminggu kemudian. Dia tewas karena terkena bisa ular King Kobra di rumahnya. Nadine dan Mistin sudah berusaha keras menolongnya, tetapi terlambat. Racunnya sudah terlanjur menggerogoti organ tubuh yang lain. Disaat itu juga, Reno akhirnya mau buka mulut tentang seluruh kakak-kakaknya Fadly.
“baiklah, sebenarnya ayahku yang membunuh mereka semua kecuali Fadly, karena ayahku ingin membuat suatu clan Ninja yang bertugas seperti mafia agar dirinya diterima oleh Presiden di Jakarta.”
“jadi ayahmu masih hidup dan tinggal di Jakarta. Begitu???” tanya Ibu Ratih.
“iya...”
Ibu Ratih dan tetua pun akhirnya melepaskan Reno dengan syarat harus melayani masyarakat Desa Kijing dan harus mengikuti latihan Ninja yang khusus untuk dirinya.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar