12 Januari, 2013

A Journey Of TMZI : 6. Suspicious Mood


Keesokan harinya, semua heboh saat mendengar ketua Jambore kami hilang. Akupun ingin tahu kenapa hal itu bisa terjadi.
“APA? Kak Panji hilang?” kaget semua Member TMZI.
“Penculiknya meninggalkan ini.” kata Misbah sambil menyodorkan pesan tersebut.
Lalu YasuHiro membaca pesan tersebut…

Kepada yang bersangkutan…
Kami sudah menculik ketua kalian untuk dijadikan makanan hiu. Kalau ketua kalian ingin tetap hidup, pertemukan kami dengan orang yang bernama Ewon. Jangan pernah kalian mengatakan ini pada polisi atau kalian akan kami bunuh semua! Saat ini ketua kalian kami tahan di rumah terapung dekat pulau sebaru besar.

“Jahat sekali!” Ucap Peni tidak tega.
“Kenapa Kak Panji yang diculik untuk kepentingan mereka? Apa mereka sudah gila?” tambah Satia dan Axel tidak percaya.
“Dari awal saat kami akan bertemu semua member TMZI, aku dan Amir sudah curiga dengan gerak-gerik seorang panitia yang selalu kami lihat.” Cerita Haekal.
“Dan kami rasanya pernah lihat wajahnya di suatu tempat.” Tambah Amir dan Tribe King.
“Kemarin saat kita sedang main di pantai. Aku lihat wanita itu terus mengawasi kita. Dia seolah memata-matai kita.” Tambahku. Lalu Yasuhiro bercerita apa yang maksud ia memanggil Panji semalam.
“Sudah kuduga, aku curiga dengan wanita itu. Karena semalam sebelumnya…”
Semalam sebelumnya di Camp Pusat…
“Ini, pakailah biarpun kau bukan member TMZI.” Kata Yasuhiro menyodorkan kalung yang sama dengan yang kalung dipakai oleh seluruh TMZI.
“Maksudmu apa? apa akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan?” tanya Panji memakai kalung tersebut.
“Belakangan ini aku dan member TMZI yang lain sering merasakan hal-hal yang janggal selama Jambore berlangsung.” Ucap Yasuhiro.
“Karena itulah, aku juga berikan kalung tersebut jika terjadi apa-apa.” jelas Yasuhiro mengakhiri penjelasannya.
 “Yang kita pertanyakan sekarang. Bagaimana caranya kita memanggil Kang Ewon?” tanya Axel dan Khalil.
 “Yasuhiro!” seru seseorang yang ternyata Muhamad Virgiawan.
“Kau, Virgi. Nggak kerja?” tanya Yasuhiro.
“Aku ambil cuti dan memutuskan ikut bersama kalian. Soal yang beberapa hari itu sebenarnya aku juga bohong. Dan aku juga membawa beberapa orang yang mungkin diantara kalian juga kenal.” Katanya diikuti 2 orang yang ternyata adalah Steve Ewon dan Gadis Petualang.
“Apa yang bisa kami bantu?” tanya mereka berdua pada kami.
“Kebetulan sekali, anda bisa disini. Ketua yang bernama Panji diculik oleh para penguntit yang akan melemparnya ke kolam hiu.” Jelas Muhamad Virgiawan.
“Apa? Panji? Saudaraku akan dibunuh?” tanya Gadis tidak percaya.
“Iya, dan… apa yang harus kami lakukan?” tanyaku khawatir.
 “Begini saja, Axel, Khalil, dan Dila diam-diam menyelam. Saat kami sedang membawa Ewon. Kalian bertiga cepat hancurkan lantai bawah rumah terapung itu. Sementara yang lainnya mengalihkan perhatian para penjahat itu.” Usul Aulil.
“Bang Aulil? Tumben nyambung. Biasanya sok perhatiin.” Kata Yasinta.
“Bang Aulil hanya nyambung kalo ada kejadian seperti ini.” bisik Dwi dan Alif.
“Kebetulan, aku membawa banyak petasan dari rumah... yang awalnya untuk jadi penutup Jambore nanti.” Kata Faiz.
“Aku bawa pemantiknya.” Tambah Pandu.
“Dan seekor hewan yang beracun jika disentuh durinya. Landak laut, dan kami sudah menangkap banyak.” Tambah Hadi dan Misbah menyodorkan 2 ember besar berisi landak laut.
“Bagus, itu bisa menjadi rencana cadangan jika rencana utama untuk menyelamatkan Panji gagal.” Usul Yasuhiro.
“Aku juga membawa tali tambang untuk mengikat para penjahat itu.” Tambah Peni.
“Dan aku bisa mengemudikan speed boat. Jika kalian terpaksa harus lari.” Tambah Muhamad Virgiawan.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar