12 Januari, 2013

A Journey of TMZI : 4. Hari Pertama (Part.1)


Keesokan harinya, kami bersiap ke sisi lain pulau ini untuk menanam bakau dan karang.
“Apa pagi hari ini kalian tidak merasa ngantuk?” kata Panji.
“Tidak!” seru semua peserta Jambore, termasuk TMZI club.
“Kita nanti mau kemana kak?” tanyaku dan Amir.
“Kita nanti pergi ke pulau Sebaru besar. Kita akan menanam bakau dan karang disana….” Jelas Panji.
Kami bergegas ke pulau Sebaru dengan long boat. Sesampainya disana, ternyata kondisi pulaunya sangat alami dan karang lebih jelas terlihat. Kami segera mengambil cangkul dan sekop untuk menanam bibit bakau yang sudah disediakan sebelumnya. Namun sayangnya, aku sendiri yang harus menanamnya. Sedangkan yang lainnya dibantu teman.
“Udah digali?” kata Yasinta membawa bibit bakau.
“Udah…” kata Peni yang tiba-tiba melihat Axel yang menanam bakau sendirian.
“Apa aku yang salah atau Dila punya perasaan padaku?” gumam Axel dalam hati.
Tanpa Axel sadari, pasir galiannya terkena kaki Panji hingga Panji tidak bisa bergerak kemana-mana.
“Axel?!” Sahut Panji.
“Kak Panji?” lalu berbalik dan melihat kaki Panji terkubur pasir.
“WADUH???”
“Ada apa denganmu Axel? Apa kamu punya masalah?” tanya Panji ingin tahu.
Axel hanya tertunduk dan tidak bisa berkata apa-apa.
“Sudah, setelah ini kakak mau bicara dengan kamu dan Dila!” katanya sambil pergi.
“Kenapa sih, kamu?” tanya Peni.
“Iya, kenapa?” tanya Septian.
“Kita ingin tahu kenapa kamu kalau bertemu dia jadi begitu.” Paksa Khalil dan Amir.
“AH, kalian nggak usah tau!!” bantah Axel sambil melanjutkan penanaman bakau.
“Kok dia malah jadi begitu?” pikir Yasinta.
“Sepertinya mereka berdua mulai ada kecocokan.” Kata Faiz kelepasan.
“Apa?” kaget Haekal.
“Eh, Dila dan Axel baru jak ketemu pas ada camp ini. Kenapa kau cakap macam tu?” tanya Firadus kesal pada Faiz.
“Ada apa ini? kok bisa-bisanya aku bilang begitu.” gumam Faiz tertekan.
“Tapi sepertinya Faiz ada benarnya juga. Padahal mereka baru bertemu kemarin.” Kata Radifan membenarkan.
“Sudahlah, ayo lanjutkan tanam bakaunya daripada ngomongin mereka.” Kata Satia.
Saat waktunya menanam karang di tengah laut. Axel terus saja memikirkanku, padahal dia baru bertemu denganku kemarin. Tapi apa secepat itu? Entahlah, itu membuatnya penasaran denganku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar