12 Januari, 2013

A Journey Of TMZI : 10. Panji's Quotes and The Last Journey


Dan keesokan harinya…
“Terima kasih karena teman-teman sudah mengikuti Jambore ini. tapi sebelum acara ditutup. Saya ingin menyampaikan beberapa hal yang tak kalah pentingnya setelah Jambore ini ditutup. Pertama, untuk klub Johnious. Sebaiknya kalian harus lebih banyak belajar dari Klub lain yang lebih disiplin. Saya harap jangan meniru kecerobohan yang ketua kalian alami. Untuk Chef Class Club, sejujurnya masakan kalian enak sekali. Tapi aku sarankan kalian agak sering mengambil bahan baku dari alam. Dan Club TMZI….”
Semua terdiam, lalu Panji melanjutkan pidatonya.
“Meski kalian seperti klub yang sifatnya aneh, pecinta Anime, Penggemar Megaman, sering bikin heboh klub lain, atau apalah, tapi persahabatan dan kekompakan kalian layak dicontoh klub yang lain. Terutama Axel dan Dila yang mungkin... ya sampai detik ini mereka bisa lebih akur dari sebelumnya. Bahkan kalian telah melakukan hal yang mungkin tidak bisa dipercaya dengan logika. Aku harap banyak orang yang seperti kalian.” Katanya melanjutkan.
“Heh?” kagetku dan Axel yang tiba-tiba terbangun.
“Dia ngomongin apa?” tanya Aulil mengorek telinganya.
“makanya, jangan ngorek telinga mulu…” gerutu Dwi.
“Saya Panji, Ketua Klub Sahabat Panji sekaligus ketua Jambore menyatakan, bahwa Jambore secara resmi ditutup…” kata Panji menutup pidatonya.
“YEEEEEEYY!!” seru semua peserta Jambore.
“Dan untuk TMZI club. Saya mendapat laporan dari kepolisian, bahwa mereka berterima kasih karena kalian sudah membantu dalam menangkap para penjahat yang sempat kabur dari penjara. Jadi hadiahnya, kalian dapat tambahan liburan selama 3 hari di Kepulauan seribu.” Katanya menambahkan.
Kami senang karena waktu liburan kami menjadi 10 hari dari rencana awal. Lalu kami menikmati liburan di kepulauan seribu tanpa bayaran apapun. Kamipun menikmati keindahan alam bawah laut kepulauan seribu dengan berkeliling pulau. Tak ada habisnya Muhamad Virgiawan terus memotret kami yang sedang melakukan apa-apa. Untungnya semua itu digagalkan oleh Amir dan Haekal yang kepeleset di kapal hingga membuat aku dan yang lainnya terjatuh ke laut.
3 hari berlalu, kami harus segera berkemas kembali ke Jakarta. Long Boat yang pernah mengantar kami ke Jambore ternyata sudah menunggu kami.
Di Long Boat, Axel dan Khalil tertidur di pangkuanku saat aku sedang asyik mendengarkan musik.
“Kemarin-kemarin, aku yang kalian omelin. Sekarang kalian yang malah ketiduran. Aku nggak mau celanaku sampe basah karena air liur kalian, apalagi kamu Axel… Dasar…” gumamku kesal. Lalu aku mulai mengantuk dan tertidur bersama mereka.
Lalu saat kami di Jakarta, kamipun membeli oleh-oleh khas Jakarta untuk keluarga yang di rumah. Lalu kami menginap di rumah Amir yang cukup besar.
“Eh, Mir, Shidqi (Tribe King), Fan, Haekal. Semua orang itu kawan-kawan Kalian?”
“Iya, Tante. Kita teman-teman FB-nya.” Kataku.
“maaf ya merepotkan.” Tambah Satia dan Peni.
“ah nggak apa-apa, yuk makan dulu.” Kata Amir mempersilahkan.
Beberapa hari setelah itu, kamipun berkumpul kembali di Gelora Bung Karno.
“Sudah…sudah…kita bisa saling curhat lagi lewat Fb…aku akan terus ingat wajahmu, Axel.” Kataku dalam keadaan masih dipeluk Axel.
“Aku juga, Dil.” Kata Axel terus memelukku.
“Ayo berfoto dulu!!” seru Amir bersiap dengan kamera digitalnya.
“AYOOOO!!” seru kami semua.
Setelah kami berfoto bersama…
“Jangan lupain aku ya….” Kata Khalil memegang tanganku.
“Iya, Khalil…” kataku melepaskannya.
“Mungkin sudah cukup untuk kali ini…” kata Axel.
“Sampai jumpa semua…” seru Muhamad Virgiawan, Yasuhiro, dan Amir.
“Hati-hati ya!!” kataku, Peni, Septian, Axel dan Khalil.
Kalian juga!!” seru Yasinta, Dwi dan Haekal.
“JANGAN LUPAKAN TMZI!!” seru Aulil memakai Megaphone-nya lagi.
“BANG AULIL!!!” Omel Amir.
Baru beberapa langkah berjalan, aku melihat Axel memeluk pohon seperti saat aku memeluk pipa hydrant didepannya.
“Aku akan terus mengingatmu, Dila.” Katanya sambil membelai pohon itu.
Lalu akupun merampas Mega-Phone Bang Aulil dan melakukannya seperti saat aku ditegur Axel.
“Axlym! This is not Sketch Show(Ini bukan Sketsa)!!” seruku menyebut nama OC-nya.
Kamipun berpisah dan pulang ke rumah masing-masing.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar