12 Januari, 2013

A Journey Of TMZI : 2. Departure (Part. 1)


Dan seluruh Member TMZI dari berbagai daerah bersiap ke Jakarta dan berkumpul di Gelora Bung Karno. Di Bandara akupun bersiap pergi meninggalkan keluargaku yang tinggal di Kabupaten Kubu Raya.
“Semoga kakak dapat pacar ya!!” Sindir Adikku.
“HEEEH!!! Awas ya!!!” omelku.
“Udah lah, bentar lagi pesawatnya berangkat tuh.” Kata kakakku mengingatkan.
“Jangan lupa pesan Mamak apa!” seru Ibuku saat aku memasuki pesawat.
“Iya Mak.!! Dila pergi dulu!!” seruku juga di pintu pesawat.
Akupun segera bertanya pada pramugari yang ada di depan pintu pesawat tentang nomor tempat duduk yang akan kududuki agar terlihat tertib. Namun tiba-tiba…
BRAKKK!!
“Maaf, ya.” Kata wanita tersebut.
“Iya…tidak apa-apa…” kataku padanya.
Di Halte dekat sekolah Axel…
“Tapi, Ibu masih khawatir dengan kondisimu nanti di Jambore.” Keluh Ibu Axel.
“Tenang aja, Bu. Disana juga disediakan jaringan telepon dan Internet.” Kata Axel meyakinkan.
“Oh, kalau begitu. Jaga dirimu baik-baik disana!!” kata kakaknya.
“Siapa tau kalo ada pacar. Tolong kenalkan ya!!!” sindir Bram.
“BRAAAM!! AWAS KAMU SEHABIS PULANG NANTI!!!” kata Axel kesal sambil naik kedalam bus.
Setelah Bus pergi…
“Bram, jaga mulutmu itu!!” omel kakak Axel sambil pulang.
Bram hanya mengangguk lesu.
“Daaaah! Semua!!” kata Yasinta sambil masuk kedalam bus.
 “Hati-hati ya, dik.” Seru Ayah Khalil dari luar bus.
“tenang aja kok. Disana udah ada jaringan telepon.” Kata Khalil.
Entah apa maksudnya, Adiknya Peni terus menarik-narik Peni yang ingin pergi ke Jakarta.
 “Udah, kakak baik-baik saja disana!!” kesal Peni.
“Tapi, aku takut sendirian di kamar…” kata Adik Peni merengek.
“Lepaskan saja, susah amat!!” kesal Candra.
Lalu ibunya mengingatkan Peni.
“Busnya udah datang tuh!”
“Eh, mama, sampai 1 minggu lagi ya!!” seru Peni dari dalam bus.
Lalu didalam Bus yang ditumpangi Peni, ia melihat seseorang membuka Facebook yang namanya ia kenali, lalu ia lihat wajahnya. Ia heran dengan wajah pemuda yang membuka facebook di selularnya. Berkacamata, kulitnya hitam, tinggi…Nama Facebooknya “Axel Aeniv Lymphos”?, pikirnya. Pemuda itu juga merasa heran dengan Peni yang menatapnya.
“Eh, kamu kenapa?” tanya orang itu heran.
“Kamu…Kamu Axel Aeniv Lymphos? Yang di Fb itu??” tanya Peni tiba-tiba.
Mendengar pertanyaan itu, pemuda tersebut tambah heran.
“Kamu siapa ya?” tanya pemuda tersebut.
“Aku Peni Indiarti. Temanmu di grup TMZI.” Jawabnya bersemangat.
Mendengar nama tersebut, akhirnya orang itu mengerti.
“Eh, iya. Aku… iya namaku Axel…” kata Axel balik memperkenalkan dirinya.
“Ternyata kamu lebih tinggi daripada yang dilihat di gambar kamu. Dan sekarang aku baru tau mukanya kayak gimana…” kata Peni mengira-ngira.
Mendengar hal itu Axel hanya terdiam.
“Tau tadi coba aku nggak ngomong dari Fb aja…” gerutu Axel dalam hati.
“Nggak nyangka ternyata kita satu bus. Kayak film India aja.” Kata Peni.
Lalu Axel menepuk wajahnya dan menggeleng seolah tidak terima dengan ucapan Peni.
Di Surabaya…
“Hati-hati Cu…ingat sama yang dirumah…” seru neneknya.
“Iya…Nek.” Kata Septian sambil memasuki bus Jurusan Surabaya – Jakarta.
 “Jangan nakal ya…” pesan Ibunya.
“Tak nakalpun aku disana…” kata Firdaus.
“Mir!! Cepetan!! Nanti macet!!” seru Tribe King.
“Tau!!” seru Amir.
“Lama juga ya…” gerutu Radifan.
Akhirnya Amir juga keluar dengan membawa tas ransel yang membuat Tribe King dan Radifan kaget sekaligus heran kenapa tasnya seperti ingin pindah rumah.
“Kita ditunggu Bang Yasu di Gelora Bung Karno.” Kata Radifan.
“EEEHH!! Tungguin aku juga dong!!” seru Haekal dari kejauhan.
“Yah, katanya kamu sakit.” Kata Tribe King.
“Nggak jadi setelah kamu ngirim BBM (Black Berry Messenger) ke aku kalo ada Jambore.”
“Sudahlah, ayo…”
Saat di perjalanan menuju Gelora Bung Karno.
BRAKKK!!
“Eh, maaf bang.” Kata Radifan.
Namun orang tersebut lari. Amir, Haekal, Tribe King dan Radifan heran melihat orang itu. Lalu merekapun melanjutkan perjalanan.
Jam 06.30…
“Nggak bisa?” kaget Yasuhiro.
“Aku lagi banyak kerjaan. Jadi maaf, aku nggak bisa ke Jakarta.” Kata Muhamad Virgiawan di dalam kantornya.
“Baiklah kalau begitu, kapan-kapan kita ketemu lagi.” Kata Yasuhiro sambil menutup teleponnya.
“Axel kemana ya? Aku telepon aja deh…” lalu menelepon Axel. Tetapi tidak dijawab.
“Ini lagi, kemana dia? Apa dia kesasar?” tanya Yasuhiro dalam hati.
“Sisa Pulsa Anda tidak cukup untuk meneruskan panggilan ini.”
“Kakak, kalo mau nelpon jangan sampe ngabisin pulsaku…” kesal Axel.
“Ada apa?” tanya Peni.
“Pulsa HP habis. Aku nggak bisa nelpon kemana-mana…aku tadi belum sarapan.” jawab Axel.
“Aku juga, tapi mama tadi ngasih aku kue, kamu mau?” kata Peni menawarkan.
“Kue Cokelat ya? Aku mau…” katanya sambil mengambil kue cokelat yang Peni bawa.
Baru beberapa potong Axel memakan kue yang diberikan Peni, tiba-tiba sopir Bus mengerem mendadak Busnya hingga semua penumpang termasuk Peni dan Axel terdorong ke depan.
“Kenapa Mas?” tanya Axel kaget.
“Rekan saya Dik, ban Bus-nya Pecah. Jadi mereka mengoper penumpang di busnya.”
“Lagipula, bus ini agak sepi.” Kata kernet bus.
Lalu seseorang yang rasanya mereka kenali menaiki bus tersebut.
“Kak Septian?” tanya Peni.
“Septian?” tanya Axel heran.
“Kalian siapa? Kok kayak kenal aku sebelumnya?” kata Septian balik bertanya.
“Aku Axel.” Kata Axel.
“Aku Peni.” Kata Peni.
“Kita teman dari TMZI.” Kata mereka bersamaan.
“Jadi kalian yang namanya Axel dan Peni? Akhirnya kita juga bisa ketemu.” Kata Septian kegirangan.
“Ayo duduk. Supirnya mau melanjutkan perjalanan.” Kata Peni.
“OK…”
30 menit berlalu, tiba-tiba…
“TUNGGU!!” terdengar teriakan dari arah depan bus.
Teriakan itu membuat Sopir Bus menghentikan laju busnya. Setelah dicari siapa yang menghentikan bus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar