31 Agustus, 2011

Sandy Season 2 Episode 11


Sandy, John, dan Aji sadarkan diri dirumah salah satu warga desa pulau Temajo. Mereka melihat roh leluhur masih menunggu mereka bertiga sadarkan diri, Johnpun bertanya.
“kenapa kalian masih disini?”
“kami menunggu kalian karena urusan kami belum selesai.” Aji sadarkan diri dan menjelaskannya.
“kalian salah, bagi kami urusan kalian selesai.”
“benarkah??!!”
Aji hanya mengganguk, perlahan tubuh mereka terhapus oleh cahaya matahari yang bersinar menerangi kamarnya. Fadly tiba-tiba datang memasuki kamar mereka dirawat.
“sudah sadar, ya?” Sandy dan yang lainnya kaget melihat Fadly sudah sembuh.
“Fadly, kamu sudah sembuh?”
“loh, kok kalian balik nanya ke Fadly, sih?” omel Fadly. Lalu melanjutkan pembicaraannya,
“kak Sandy, Fadly hanya diberikan perban, Fadly hanya mempunyai luka tersengat listrik dengan kak Mistin.” Sandypun mengerti. Sementara itu di pengadilan, Andra, Sammy, dan Nadine, serta Sheila cs menghadiri sidang hukuman Pak Bandon. “bapak-bapak Ibu-ibu harap tenang, kita saat ini masih menunggu Sandy, John, Fadly, dan Aji yang saat ini masih dirawat di...”
BRAAAKKK!!! tiba-tiba terdengar hentakkan pintu ruang sidang didepan hakim. Sandy, John, Fadly, dan Aji ternyata menyusul dihadapan hakim untuk menyatakan pernyataan yang sebenarnya, walaupun pukulan mereka membuat tubuh mereka kesakitan.
“memang 8 tahun yang lalu kami nyaris dibunuh oleh NERO PIRATES, tapi kami selamat dari ancaman maut oleh Pak Bandon.” Ungkap Fadly.
Mendengar semua yang dibuktikan oleh Fadly, Pak Bandon marah dan membantah Fadly,
“PEMUDA YANG TIDAK TAHU SOPAN SANTUN, KAMU MENUDUH SAYA YANG MENYURUH MEREKA AGAR SAYA BISA MENDAPAT KEUNTUNGAN SELAGI MEREKA MENYERANG KALIAN!!” namun bantahan itu dibuktikan oleh Rista yang menjadi korban KDRT. Ia akan memutar video rahasia yang ia ambil dari lemari arsip Pak Bandon.
Saat seorang petugas akan memutarnya, tiba-tiba Pak Bandon mengakui kesalahannya.
“saya mengaku, saya adalah ketua NERO PIRATES, saya juga adalah pengedar narkoba jaringan internasional, saya juga adalah otak dari peperangan antardesa, saya juga adalah otak dari pembunuhan keluargamu, Mario, Derry, dan Bu Rima. Saya sengaja meneror desa karena di dalam gua tempat mereka mencari NERO PIRATES terdapat tiga buah kotak yang berisi batu Cylista* yang katanya jika dijual, harganya bisa mencapai 3 miliar dolar Amerika, saya juga dikenal sebagai warga negara Malaysia yang tidak mempunyai paspor, saya...” tiba-tiba Sandy memotong omongan Pak Bandon,
“tunggu sebentar. Pertama, Batu Cylista itu tidak ada. Yang ada didalam kotak tersebut hanya permata biru biasa. Kedua, kalau kau dari Malaysia dan menyusup ke Indonesia, kau seharusnya memiliki paspor.” Ibu Renipun menambahkannya.
“kau seharusnya dideportasi, Bandon”
“CUKUP!!!! Bapak-bapak dan Ibu-ibu, Saya memutuskan bahwa Sandy dan Sheila cs tidak bersalah, dan Pak Bandon dihukum mati.”
Fadly tiba-tiba memotong keputusan hakim.
“tunggu Pak, beliau pernah bilang jika Pak Bandon dieksekusi mati; pertama, beliau menyuruh Sandy cs yang akan mengeksekusinya; kedua, jangan memakai senjata api; terakhir, mayatnya harus dibakar dan abunya dibuang ke laut.”
“Apakah benar yang dikatakan saudara Fadly?” tanya seorang hakim ketua.
“benar, Pak.” Jawab Pak Bandon tanpa ekspresi apapun.
“baiklah, sesuai permintaan beliau, eksekusi terpidana mati Ng Mong Li alias Bandon akan dieksekusi oleh Sandy cs.”
 5 hari kemudian, tiba saatnya untuk mengeksekusi mati Pak Bandon. Sandy cs sudah bersiap-siap untuk mengeksekusi mati Pak Bandon.
“Sandy, kamu siap, kan?” ungkap Andra. Sandy hanya mengangguk. Dengan anak panah, Sandy cs siap mengeksekusi mati Pak Bandon secara bersamaan.
“ingat kalian harus fokus pada bagian yang harus ditembak.” Itulah pesan seorang komando pelaksanaan eksekusi mati Pak Bandon.
“kalian harus menembaknya tepat di jantungnya, jika saya sudah mengucapkan dimulai kalian harus menembaknya, mengerti?”
Sandy cspun serentak, “ya.” Kemudian, komando memberikan aba-aba untuk bersiap-siap menembak target.
“3...2...1, TEMBAK!!!” secara serentak Sandy cs menembakkan anak panahnya kearah jantung Pak Bandon. Seketika, Pak Bandon tewas tertusuk anak panah. Beberapa saat kemudian, Sandy, Andra, Sammy dan Fadly membakar jasad Pak Bandon  di lapangan yang sudah disiapkan sebelumnya. Lalu John, Nadine, Mistin, dan Aji membuang abunya ke lautan seperti pesan Pak Bandon sebelumnya.
Keesokan harinya, warga desa kijing menunggu kapal yang katanya mengantar Sandy cs, Sheila cs, dan Ibu Ratih untuk pulang. Jam 06.15 pagi, Reza dan si kembar Rika dan Risa melihat kapalnya muncul dan merapat di pantai, warga melihat Sandy cs, Sheila cs, Ibu Ratih, dan Ari. Mereka gembira karena mereka sudah berhasil menangkap Pak Bandon.









*Batu intan yang dianggap mulia (tetapi, Pak Bandon menyebutnya sebagai batu Cylista)

Sandy Season 2 Episode 10


“Maaf, aku berbohong pada Pak Bandon. Bahwa aku juga saudaramu yang sudah puluhan tahun kita tidak bertemu.”
“Rista, sudah lama kita tidak bertemu.”
Sandy berlari ke arah Rista dan memeluknya seperti kakak adik. Rista meleparkan jarum andalannya kearah Pak Bandon, Pak Bandonpun mencegahnya. Itu membuat Fadly mendapat ide jitu. Ia menyuruh Sheila untuk menyerangnya, disaat itulah Sandy cs menyerang balik Pak Bandon. Sheilapun menyerang Pak Bandon dengan pedang AntiElectricnya yang dapat membuatnya menyerang balik Pak Bandon secara paksa. Tetapi Pak Bandon menahan pedangnya untuk melindungi dirinya. Pak Bandon tidak mengetahui kalau Sandy dan teman-temannya sudah menyerangnya dari belakang. Sandypun membawa Pak Bandon ke dalam laut untuk membalasnya, dlianjutkan dengan serangan Tobi dan lilitan Gaara. Sayatan pedang Sandy. Bumerang beracun John, karate Andra dan Sammy, hingga jebakan bom Aji. Akhirnya ia terjungkal dan berpura-pura menyerahkan diri. Saat itulah, Pak Bandon membalas serangan mereka. Pak Bandon sendiri meninggalkan mereka saat mereka sudah kehabisan tenaga. Disaat itu, monster di dalam tubuh Sandy mengamuk, begitu juga Fadly dan John. Di langkah ke 10, Pak Bandon berhenti melihat Sandy, John dan Fadly bangkit kembali. Pak Bandon tetap menyerang mereka dengan pedang listriknya. Namun mereka berempat melompat ke dek kapal dan menangkis Pak Bandon hingga terjatuh, Pak Bandon awalnya ingin membalasnya, tetapi ia melihat mata mereka seperti iblis. Ia terus dihadang serangan mereka berempat hingga sebuah jarum beracun yang dilemparkan John menggores lengan Pak Bandon. Pak Bandonpun akhirnya terjatuh dan memohon pada mereka berempat. Namun, mereka berempat tak ingin mendengarnya.
BANDON, KAU MEMBUAT KAMI MUAK TAHU!!! SEHARUSNYA KAU SUDAH MENYADARI SEMUA YANG KAU LAKUKAN!! KAMI AKAN....” tiba-tiba Sandy, John, dan Fadly sadarkan diri.
“TIDAK!! KAMI MAU MELAKUKANNYA KALAU PAK BANDON DIHUKUM SECARA WAJAR!!!”
“akhirnya kalian sadar juga. Ini serangan terakhirku dan tamatlah riwayat kalian...” lalu Pak Bandon mengeluarkan kedua tangan kosong yang sudah diberi mantra sesatnya untuk mengunci monster yang ada didalam tubuh Sandy, John dan Fadly. Lalu Pak Bandon menempelkan tangan mantra itu pada perut Sandy dan Fadly terlebih dahulu dan pada John dengan kuat. Akhirnya mereka terpental jauh ke haluan kapal. Lalu Pak Bandon akan membunuh Sheila, Mistin, Rista, dan Andra untuk mengakhiri semua  pembunuhannya. Tiba-tiba pedang Pak Bandon kembali dihalangi namun kali ini yang menghalanginya adalah Ibu Ratih.
“HEI seharusnya Pak polisi berada di pihak saya.”
“MENYERAHLAH NG MONG LI alias Bandon, ANDA TELAH TERKEPUNG!!!”  
“tidak secepat itu orang goblok.” Pak Bandon akan menancapkan pedang listriknya, namun John, Rista, dan Sandy mengetahuinya, John dan Sandy memukuli Pak Bandon, Rista memakai tendangan mautnya untuk menendang Pak Bandon dari bawah. Itulah kesempatan Fadly menangkisnya dari atas. Mendengar tembakan pistol yang ditembakkan para polisi, Andra dan yang lainnya segera sadar dan memasangkan borgol saat Pak Bandon terjatuh. Disaat itulah, Pak Haji dapat mengontrol jiwa dan nafsu Pak Bandon dengan membacakan ayat-ayat suci pengusir nafsu setan didalam tubuh Pak Bandon. Akhirnya Pak Bandon menjadi lumpuh. Sedangkan Sandy, John, Fadly, dan Aji langsung terjatuh kedalam lautan karena kehabisan tenaga. Melihat hal itu Andra, Sheila, Rista, dan Sanny terjun dan menyelam kedalam lautan untuk menyelamatkan Sandy, John, Fadly, dan Aji. Merekapun segera membawa Sandy, John, Fadly, dan Aji ke pulau Temajo.












Sandy Season 2 Episode 9


Saat Sandy cs akan membawa Fadly pulang, tiba-tiba mereka dicegat roh halus yang aneh. Yang lebih aneh lagi, hanya Sandy cs dan para penduduk desa Kijing yang dapat melihat roh leluhur clan Cylista. Untunglah mereka berada di pihak Sandy cs dan Sheila cs. Akhirnya mereka dapat menginvasi wilayah yang dikuasai Pak Bandon yang dibantu oleh Sheila cs dan Roh para leluhur clan Cylista. Sandy baru ingat saat ia berada di Pontianak 3 tahun yang lalu. Jurus memelunakkan tembok besi, saat itu ia masih berusaha keras untuk membuat tembok besi menjadi terbentuk. Sementara itu, Pak Bandon masih mempersiapkan peralatan perangnya di ruang tamu, Rista mengetahuinya dan mempersiapkan pakaian dan barang-barangnya untuk kabur saat Pak Bandon pergi. Disaat itulah, Rista kabur dari rumah Pak Bandon. Sementara itu mereka masih membawa Fadly kabur, disaat itu juga, Ibu Ratih, Pak Haji, dan Ari menyusul Sandy cs dan tim polisi. Sementara itu, Sandy masih membawa Fadly pulang menuju desa. Roh anak kecil tiba-tiba mengatakan sesuatu yang berkaitan dengan cerita Ibu Ratih 8 tahun yang lalu,
“yang diceritakan Ratih, sebagian besarnya memang semua marga Cylista yang diteror oleh Bandon dan preman-preman yang disewanya, tetapi sisanya Rista diasingkan dari desa untuk sementara sampai Bandon mengakui perbuatannya.” Jelas anak kecil itu.
Sandy semakin mengerti dan dapat mengetahui misteri kematian keluarga besarnya. Ia semakin dendam pada Pak Bandon karena kebengisannya terhadap keluarganya yang telah ia habisi bersama Dika dan teman-temannya. Perjalanan mereka kali ini dihentikan untuk sementara karena Fadly, Aji, dan Sanny mulai kelelahan berlari.
Merekapun makan malam dengan makanan-makanan yang seharusnya diperuntukkan untuk Fadly. Fadly saat itu makan besar karena sudah kelaparan sejak ia diculik. Aji hanya memegang perutnya karena kelaparan, Sanny langsung saja menyerahkan semangkuk sup miliknya pada Aji. Aji pun kaget.
“San, kamu nggak apa-apa kelaparan?”
“nggak, apa-apa Sanny juga udah terbiasa.” Jawab Sanny.
Jam 03.45 dinihari, mereka akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan pulang.
Saat Sandy cs dan Sheila cs akan membawa Fadly pulang, mereka dihalangi oleh Pak Bandon yang sudah menunggu mereka dari tadi.
“tampaknya kalian sudah tahu tempat dia dikurung, dan nyawa Fadly sebenarnya akan kupakai untuk upacara dewa pencipta.”
Mendengar perkataan Pak Bandon, kemarahan Fadly langsung meledak.
“KURANG AJAR, HUKUM KARMA AKAN MEMBALAS PERBUATANMU NANTI!!!”
“hentikan, Fadly!!!...” sergah John.
“kalau begitu, aku akan membalasmu dengan caraku...” Pak Bandon mengeluarkan pedang listriknya.
“Oh, tidak...jika aku pakai pedang andalanku aku bisa saja terkena sengatan listriknya.” Gumam Sandy.
Lalu Sandypun membuat suatu rencana, rencana itupun disetujui Sandy cs dan Sheila cs. Fadlypun mengeluarkan pedang beracunnya. Sayangnya, Pak Bandon menghidupkan Electric Swordnya  yang telah  menggores lengan Fadly dan menyetrumnya. Fadlypun terpental 3 meter dari jarak jauh, Sandy berlari dan menjatuhkan dirinya kedalam laut. Pak Bandonpun mengikutinya. Didalam laut, Sandy berusaha mengalahkan Pak Bandon, tetapi ia terkena sengatan listriknya, listrik di pedang Pak Bandon bukan hanya mengalirkan listriknya pada Sandy, tetapi juga pada benda yang berada diatas air termasuk kapal yang ditumpangi Ibu Ratih, Pak Haji, dan Ari menyusul Sandy cs, tim polisi menuju tempat kejadian dan kapal yang ditumpangi semua anggota Sandy cs dan Sheila cs juga terkena aliran listrik Pak Bandon karena bahan baku badan kapal adalah campuran besi, titanium*, dan tembaga. Sandy kembali tak sadarkan diri didalam laut.
Sementara itu di desa, para pengawal Pak Bandon diam-diam mencari anak-anak desa. Tetapi, hal tersebut sudah diketahui sebelumnya oleh Romi, Rika, dan anak-anak asuhnya termasuk Manda dan Panji. Merekapun menyerang para pengawal itu walaupun memakai alat seadanya dan dibantu warga desa yang tidak ikut menyusul Sandy cs hingga babak belur dan menyerahkan diri ke kantor Polisi. Fadlypun mencari dan menolong Sandy, sial nasib Fadly, ia melihat tiga ekor hiu berkeliaran di dalam laut. Anehnya, hiu tersebut dipelihara oleh Pak Bandon. Ia tahu kalau Gaara juga bisa menyelam seperti dirinya, iapun mengendalikan Tobi ke arah jantung hiu dan Gaara kesemua tubuh Sandy dan membawanya ke permukaan selagi Fadly menghadapi hiu, dikesempatan itu juga, Tobi menusukkan bisa ular itu pada hiu tersebut. Seketika, hiu tersebut berputar kesana-kemari dan mati. Pak Bandon marah dan menancapkan pedangnya kearah laut, namun terhalang lemparan samurai milik Rista. Seketika ia, melompat dari pohon jengkol yang sedang berbuah dan berlari menuju kapal.
“dasar pembunuh bajingan!!” seketika itu juga, Sandy sadarkan diri dan menaiki kapal itu.
“RISTA, SEHARUSNYA KAMU TIDAK DATANG KEMARI!!!!”
“maaf, ini demi Fadly, iya kan sayang...”












*sejenis logam yang dapat menghantarkan listrik yang lebih kuat daripada besi

Sandy Season 2 Episode 8


Sandy terbangun di pulau Anker saat diterjang badai pada malam itu bersama teman-temannya. Sementara itu, Fadly menunggu seseorang yang bisa membebaskan dirinya dari sel tersebut. Ia melihat seorang wanita yang iba melihat kondisi dirinya yang hampir terpanggang terkena sengatan listrik. Ia tahu kalau yang membuat ia seperti itu adalah Pak Bandon, paman wanita itu sendiri. Tak disangka ia bertemu Sheila dan teman-temannya. Di pulau itu, mereka menceritakan tentang Fadly yang hilang beberapa hari yang lalu karena balas dendamnya pada Pak Bandon. Sheila mulai dendam pada orang tersebut karena teman yang ia sayangi direnggut begitu saja. Tidak disangka-sangka bagi Sandy cs, Sheila juga tahu letak penjara pulau Anker, terutama Sanny dan Fadli.
“begini, Sanny, aku dan Sheila ke arah barat, Richie dan yang lainnya ke timur. Sisanya kalian ke arah yang sudah aku tunjukkan tadi. Paham semuanya.” Mereka mengganguk setuju.
“nice.” Akhirnya, merekapun mengikuti strategi Sheila cs menuju penjara pulau Anker. Sesampainya di penjara pulau Anker, mereka menemui penjaga penjara tersebut. Mereka dihalau dengan serangan penjaga penjara itu. Namun, Sandy cs dan Sheila cs dapat merobohkan para penjaga penjara. Mereka akhirnya diberitahu letak sel tempat Fadly dikurung. Merekapun pergi ke sel 13b, tempat dimana Fadly dipenjara di sel tersebut. Sesampainya di sel itu, mereka melihat seorang wanita berada didepan sel itu. Merekapun berhenti melangkah dan mendekati wanita itu. Rupanya wanita itu adalah Rista, pembantu pribadi Pak Bandon. Tiba-tiba John merasakan ada seseorang yang akan lewat di sel ditempat mereka berdiri. Nadine dan Mistin mendapat ide jitu untuk mengelabui Pak Bandon. Mereka sengaja mengikat dan memborgol diri mereka sendiri agar Pak Bandon mengira kalau Rista telah menangkap Sandy cs. Benar saja apa yang dikatakan John, Pak Bandon datang mencari Rista. Saat Rista sedang berpura-pura menunggu Pak Bandon. Ia mengatakan kalau ia sudah menangkap Sandy cs. Fadly melihat Pak Bandon dan Rista melakukan ciuman karena sudah bisa menangkap Sandy cs. Sandy cs oleh Pak Bandon ditaruh di satu sel dengan Fadly. Pak Bandon tidak sadar kalau kunci selnya terjatuh didepan sel 13b. Itu kesempatan Fadly untuk mengambilnya. Merekapun bebas, namun mereka dihadang oleh penjaga yang tadi mencegat mereka. Namun kali ini, penjaga itu lebih kuat daripada yang tadi. Mereka akhirnya juga kabur dari penjara itu. Sandy hampir lupa kalau ia sedang membawa Tobi, Gaara dan makanan kesukaannya. Iapun berhenti melangkah dan menyerahkan kotak merah, Samurai kingcobra, sebungkus sup jagung, dan jaket yang dipakainya itu pada Fadly, Fadly kaget saat melihat Sandy melempar semua itu, namun ternyata Sandy bermaksud baik agar ia bisa melakukan jurus andalan terbarunya. Mereka akan menuju ke desa Kijing secara diam-diam.









24 Agustus, 2011

Sandy Season 2 Episode 7


Sementara itu, Fadly berusaha melepaskan borgol yang sudah dialiri listrik oleh penculiknya. Di desa, Sandy cs bersiap-siap pergi ke pulau Anker, walaupun hanya dengan memakai jubah untuk penyamaran. Dan membawa ular kesukaan, Samurai milik Fadly, makanan kesukaannya, dan jaket milik Fadly yang saat itu dipakai Sandy, yaitu Tobi dan Gaara. Ia pun menitipkan Manda dan Panji pada Romi. Sementara itu, Fadly sedang mencari ide untuk melepaskan borgol tersebut tanpa tersengat aliran listrik, tiba-tiba ia teringat perkataan Nadine dan Sandy saat John sedang diobati.
“kata ibuku, liur ular mengandung asam klorida (HCl)*. kalau liur ular terkena besi, 30 detik kemudian besi menjadi lunak.”
“begitu ya, Nad...”. lalu Fadly mencobanya dengan air liurnya yang memang sudah terkandung liur king kobra sejak ia berusia 3 setengah tahun. Alhasil, beberapa saat kemudian, borgol ditangannya melunak. Lalu iapun mencoba melarikan diri. Sialnya, Fadly menyentuh sebuah jeruji besi yang juga sudah dialiri listrik. Iapun tak sadarkan diri setelah ia melepaskan diri dari borgol. Bersamaan itu juga, Sandy cs menghadapi badai dan tak sadarkan diri didalam lautan. Sandy, John, dan Fadly sadarkan disebuah tempat yang aneh. Mereka melihat sebuah gua yang berlantai kayu. Dan tertulis
“MARKAS RAHASIA CYLISTA” seperti clannya dulu. Ia baru ingat kalau dia, John, dan Fadli berada didalam markas rahasia Clan Cylista. Disitu juga ia bertemu Zenda Cylista (ibu Sandy) dan Freddy Cylista (ayah Sandy).
“ibu, Ayah... kalian masih hidup?” Fadly berpikir kalau mereka adalah ayah dan ibunya Sandy. Ayah Sandypun melihat John dan Fadly seperti teman-temannya.
“kalian pasti adalah teman-temannya Sandy.”
“bapak benar, kita adalah 2 dari seluruh teman-temannya anak bapak, kenalkan ini John dan saya Fadly.”
“nggak apa-apa kok, saya tahu kalian dari Mario.” John dan Fadly terdiam sejenak, lalu mereka pun mengatakan apa tujuan mereka, Freddy ternyata mempunyai sesuatu yang rahasia untuk ia buka pada Fadly.
“Fadly, saya ingin kalau yang bisa mengeksekusi mati Pak Bandon itu kalian dan teman-teman kalian yang lainnya.”
“kenapa harus kami semua?”
“karena ia sekarang lebih kuat daripada kalian, teman-teman kalian yang lain dan Dika.”
“mungkin Pak Bandon mempunyai sesuatu yang nggak kita ketahui sebelumnya, tapi aku tahu kelemahannya.” Zenda pun bertanya pada Sandy.
“apa, Sandy sayang” merekapun berbisik-bisik. Lalu merekapun menyetujui rencana untuk balas dendam pada Pak Bandon.
Sementara itu, di desa Kijing, warga sedang menjelaskan penculikan Fadly dan modusnya pada polisi yang dipanggil Ibu Ratih untuk mengeksekusi mati Pak Bandon.
“saya mengerti bu, kami akan menangkap Pak Bandon dengan bantuan Sandy cs, terima kasih bapak-bapak dan ibu-ibu sudah melaporkan kaburnya narapidana Ng Mong Li atau yang kalian kenal Pak Bandon, Selamat siang.” Lalu polisi pun mencari Sandy cs di Pulau Anker. Tiba-tiba tim polisi mendapat telepon dari Ibu Ratih yang mengatakan, kalau Sheila cs juga datang untuk menyelamatkan Fadly dan membantu Sandy cs. Akhirnya, mereka berencana akan mengeksekusi Pak Bandon di pulau tersebut jika ada seorang pengawal Pak Bandon datang dan menculik semua anak-anak di desa kijing.
*Asam korosif yang dapat melunakkan besi

Sandy Season 2 Episode 6


Kedua matanya terbuka saat teman-temannya melihatnya. Sandy menjadi marah karena ia dijatuhkan Fadly. Tiga minggu kemudian, ia pun membalasnya dengan jebakan kayu yang dipasang didepan pintunya. Alhasil, yang terkena jebakan itu justru John dan Aji yang sebenarnya akan memberitahukan sesuatu pada Sandy. Mereka pun membalasnya dengan kekuatan mereka masing-masing. Namun akhirnya, Fadly yang terkena getahnya, dan membalasnya. Sampai akhirnya sebuah serangan dari John terkena Sandy. Sandy marah dan menyerang balik mereka bertiga. Sammy, Andra, dan Mistin hanya berdecak bingung melihat mereka.
Suatu malam, ada seseorang yang mencurigakan memasuki desa Kijing. Fadly dan John melihatnya dan keluar untuk menanyakan tujuan orang tersebut. Tetapi orang tersebut menginginkan kalau ia dan John ingin bertarung padanya di tempat yang jauh dari pendengaran warga. Lalu orang itu memulainya dengan serangan pertamanya. Yaitu bom kecil yang dapat meledak jika diinjak oleh musuh.
John menutup matanya untuk melihat dimana bom tertanam, lalu ia mengeluarkan pedang andalannya untuk menyerang orang tersebut. Fadly tahu persis dimana letaknya dan langsung menghantam tanah. Orang itupun tidak menyerah dan menyerang balik Fadly. John marah dan menyerang orang tersebut. Orang tersebut akan menyerang John dengan jarum yang sudah dilumuri cairan pembius pada John. Fadly tidak tega dan rela ditusuk jarum demi sahabatnya. Ia pun tidak sadarkan diri dan baru sadar kalau ia berada di penjara dan sudah diborgol oleh borgol yang sudah dialiri listrik. John juga diserang orang itu dengan serangan yang tadi, tetapi orang itu hanya menculik Fadly, bukan dirinya. Johnpun terjatuh tak sadarkan diri dan tidak tahu apa-apa tentang yang sudah terjadi. Keesokan paginya, di lahan tempat orang misterius yang bertarung dengan Fadly dan John, Ibu Reni melihat John tak sadarkan diri di sawahnya dan menceritakan jaket milik Fadly yang sengaja John lepaskan saat Fadly tak sadarkan diri untuk menjadi petunjuk tempat dimana Fadly dan dirinya bertarung. Mendengar cerita John, Ibu Reni dan John bergegas menuju ke rumah Ibu Ratih untuk menjelaskan mengapa jaket Fadly dan John pingsan di sawahnya. Melihat hal itu, Ibu Ratih pergi ke rumah Sandy untuk menyampaikan sesuatu yang terjadi pada Fadly. Itu juga sebuah pertanda Pak Bandon kembali meneror warga.
Sandy bangun dari tempat tidurnya karena pagi menyambutnya dengan ceria. Ia teringat pada Fadly yang biasanya setiap pagi berada didepan pintu rumahnya. Ia melihat sebuah koran baru berada di kotak korannya dan ia membacanya dan kaget kalau Pak Bandon kabur dari penjara, sekaligus ia tak bisa menemui Fadly. Ia kemudian membuka pintu dan hanya menemui Ibu Ratih, Ibu Reni, dan John dengan jaket milik Fadly yang ditemukan oleh Ibu Reni,
“ada apa dengan Fadly, Bu, John?”
“Fadly diculik, Sandy.” Jawab Ibu Ratih dan John secara serentak.
“APA??!! Si Fadly diculik??! Nggak mungkin, bu. Delapan tahun yang lalu, Andra, John, dan Sammy diculik karena Pak Bandon. Sekarang Fadly, sahabatku yang diculik. Kemungkinan ini adalah tanda-tanda Pak Bandon datang kembali.”
“mungkin saja itu benar kak, di jaket Fadly, penculiknya meninggalkan pesan ini.” Tambah John. Ia dan Ibu Ratihpun membacanya:


Untuk Sandy
Saya berkenan menulis surat ini karena saya balas dendam padamu, aku sengaja menculik Fadly agar kalian dapat pergi dari desa kijing. Fadly saat ini berada di rutan pulau Anker. Hanya itu saja
Salam dariku


Orang misterius alias penculik gesit yang kau kenal dulu


Benar saja dugaan Sandy. Melihat surat itu, Ibu Ratih mencurigai kalau orang yang selama ini menculik Fadly adalah Pak Bandon. Sandy segera menelepon semua teman-temannya untuk bersiap-siap pergi ke pulau Anker.





Sandy Season 2 Episode 5


1 bulan sudah Ibunya Mistin meninggal. Namun ia masih kangen pada ibunya, karena ia teringat saat ia pertama kali ke pontianak. Ia merasakan bubur pedas kesukaannya itu. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu rumahnya, ia pun membuka pintunya dan ia menemui Manda didepan pintunya.
“ada-apa, mamamu memanggil tante ke rumahmu?”
“itu yang mau Manda bilang, tante.”
“bilang pada mama kalau tante akan ke sana.”
“OK, tante.” Lalu, Manda pulang kembali ke rumahnya untuk memberitahukan perintah untuk Mistin pada Sandy.
Keesokan harinya, ia bangun dan melihat kalendernya. Alangkah kagetnya kalau hari di kalendernya menunjukkan bulan Desember dan jatuh pada tanggal 31, di tahun ini. Ia melihat keluar lewat jendela rumahnya. Benar saja, orang-orang desa kerja bakti untuk mengadakan acara tahun baru di desanya. Bapak-bapak sedang membuat tenda dan panggung, ibu-ibu sedang memasak di dapur umum, anak-anak membersihkan sampah-sampah di desa, termasuk Aji, Manda, dan Panji. Tiba-tiba terdengar teriakan Fadly dari luar rumahnya,
“sampai kapan kak Sandy didalam rumah?!”
“sebentar, Fadly!!!” ia pun memakai pakaiannya, mengambil pisau, dan keluar dari rumahnya.
“tugasku apa, Ly”
“mmm.... ringan, Ibu Ratih hanya menyuruh kakak memetik 20 buah kelapa di depan rumahmu, itu saja.”
Lalu Sandy memanjati pohon kelapa itu dan memetik satu-persatu dengan pisaunya, dan Fadly menghitungnya. Terdengar BUKK!!
“1...2...3...4...5...6...7...8...9...10...11...12...13...14...15...16...17...18...19...20...21..., tunggu. EH, stop! kak Sandy.”
Tiba-tiba John yang juga mempunyai tugas yang sama seperti Sandy berteriak pada Fadly yang kebetulan sedang memasang lampu jalan.
“HEEEEIII!!! FADLY! YANG KE-21 ITU BUKAN KELAPA, TAPI KAK SANDY GOBLOK!!” Fadly pun melihat kebelakang pohon kelapa itu. Benar saja, Sandy pingsan karena terjatuh. Ia langsung dibawa untuk mengobatinya. Sesaat kemudian, Sandy sadarkan diri.
“kenapa, ya. Kok kalian melihatku seperti itu?”
“kamu tadi jatuh dari pohon kelapa.”
“iya, sorry. aku tadi kepeleset kulit kelapa, habis licin sih batangnya saat mau turun.” Lalu Andra dan mereka semua melanjutkan pekerjaan mereka.
Sejak 13 hari setelah kejadian itu, Sandy merasa aneh dengan orang-orang di sekelilingnya. Ia seperti tidak diperhatikan oleh tetangganya, kecuali Fadly.
“kak Sandy, kok lesu? Biasanya kakak sendiri semangat kalo ingin kerja.”
“tetangga ngambek dengan kakak, Ly. Padahal kakak nggak berbuat apa-apa pada mereka”
“hmm, biasanya kita yang salah karena sesuatu yang selalu kita sembunyikan pada mereka. Nah, Fadly mau tanya pada Kak Sandy. Apa kakak punya sesuatu yang selalu kakak sembunyikan sampai sekarang?” lalu ia menjawabnya.
“tidak ada Fadly, paling-paling kakak ceritakan hal yang kakak sembunyikan pada tetangga.”
“lalu kenapa tetanggamu saat ini membencimu?” tiba-tiba Andra datang menghampiri Fadly dan menjelaskannya,
“dia sedang mikirin apa yang akan ia lakukan untuk merayakan sesuatu yang sangat penting baginya.”
“begitu, ya Benny.”
FAAADLYYY!!!!!! MULAI SEKARANG, AKU AKAN MEMANGGILMU PANJI, INGAT ITU BAIK-BAIK!!!!!!!!!!” Andra pun mengejar Fadly karena tersinggung sering dipanggil Benny, melihat mereka saling berkejar-kejaran di tepi pantai, Sandypun bingung sendiri.
Sore harinya, Manda tiba-tiba datang didepan Fadly, “kak Fadly mirip sekali dengan orang kesukaan Manda.”
“menurut Manda, kak Fadly mirip siapa?”
“Panji di TV, abis kakak ‘kan suka ular.”
“Eh, Manda. Siapa bilang kakak mirip dia.”
“Papa dan mas Aji.” Mendengar apa yang Manda katakan, ia menelepon Sandy dan mengatakan,
BILANG SAMA BENNY KALAU FADLY NGGAK MAU DIBILANG BEGITU, TITIK!!!!!!
Fadlypun langsung menutup teleponnya. Sandypun bingung apa yang Fadly katakan dan bergumam,
“apa maksudmu, Fadly?” malam harinya. Ia merasa aneh dengan rumahnya, rumahnya gelap gulita. Tiba-tiba lampu menyala dan terkejut melihat teman-teman dan semua tetangganya mengejutkannya.
“HAPPY BIRTHDAY, SANDY!!!!!!!”
“jadi, kalian sudah tahu hari ini hari ulang tahunku?”
“ ‘ya iyalah masa ya iya dong, artis dangdut ‘kan Evie Tamala masa Evie Tamadong’,” sindir Aji.
“kalian ini, ada hadiah untuk masing-masing yang membutuhkannya. Nih untuk kamu Fadly.”
 Saat dibuka ternyata isinya ular kingcobra kesukaannya untuk pengganti Ino, (kingcobra yang mati karena terlindas truk)
“Eh, Fadly nggak tahu kalau kak Sandy juga... loh, kak Sandy dimana?”
“FADLY, AKU DISINI!” mereka melihat Sandy berada diatas pohon kelapa saat ia terjatuh.
“jangan, jangan, kak Sandy......!!!!” lalu ia terjatuh lagi.







22 Agustus, 2011

Sandy Season 2 Episode 4


Suatu hari, ada seseorang yang datang ke rumah Sandy. Ia menanyakan sesuatu pada Sandy. Setelah diajak berbicara ternyata dia adalah Indra, suami Mistin yang diceritakan Sammy saat ia baru kembali dari Pontianak. Ia mengatakan bahwa ia menginginkan dirinya masuk sebagai anggota Sandy cs. Namun tidak semudah itu, Indra harus menjalani berbagai tes agar bisa masuk sebagai anggota baru. Tes pertama adalah tes kepintaran, ternyata ia sudah lulus tes kepintaran. Tes kedua adalah ia harus bisa berenang, tes kedua juga sudah dilaluinya. Tes ketiga adalah harus bisa melempar jarum ke arah target yang sudah disediakan, hasilnya ia juga lulus tes itu. Tes terakhir adalah menunjukkan hal-hal yang bisa dilakukannya. Ia menyuruh Sandy mengambil boneka orang yang biasanya untuk praktek pengobatan. Ia menutup matanya dan menotok bagian yang sudah ditandai dengan cepat. Lalu Indra memanggil Fadly yang menjadi lawannya, ia bersiap-siap bertarung. Fadly menyuruh Gaara (ular Phyton peliharaan Fadly) untuk menyerang dan membuat musuh menjadi tidak bisa bergerak. Namun, Indra dapat melepaskannya ia melihat Fadly melemparkan jarum pada Indra. Indra dapat menghindar dan memukul Fadly. Fadly terluka, namun ia tidak pernah menyerah begitu saja. Ia mengambil pedang andalannya dan mulai menyerang Indra. Namun, Indra mengibaskan kipas raksasa seukuran tubuh Fadly dan mengibaskannya pada Fadly. Fadly pun terpental jauh, Indra melemparkan tubuhnya ke langit dan mendaratkannya di pangkal kipas dan melemparkannya ke batuan pantai. Lalu Indra mengibaskan kipasnya untuk kedua kalinya. Sandy menghalangi dan terkena kibasan angin yang melukainya. John yang kebetulan lewat di tempat pertarungan itu, tiba-tiba iba dan ia menolong Fadly. Ia tahu kalau ia membuat kedua temannya pingsan adalah Indra sendiri. Karena marah, ia melepaskan topinya dan menunjukkan sesuatu yang membuat ia seperti kerasukan setan. Ia mengambil pisau andalan Sandy dan ia menyerangnya seperti membunuh sesama setan. Ia menggoreskan pisaunya dengan cepat. Dan ia menghentikannya, seketika itu juga, Indra pingsan. Sandy, Fadly, Sandy cs, dan warga sekitar kaget melihat John seperti kerasukan. Selama ini, ia tak pernah menunjukkan kekuatannya itu. Disaat itu juga, John sendiri jatuh karena kehabisan tenaga akibat kekuatannya sendiri. Wargapun membawa Sandy, Fadly, Indra, dan John ke rumah Ibu Ratih. Sementara itu, Andra, Sammy, Nadine, Mistin, dan Aji masih memikirkan kekuatan yang tadi. Setelah dikonfirmasi, mereka kaget kalau John mempunyai kekuatan aneh seperti monster. Nadine juga menceritakan pada Ibu Ratih kalau Sandy dan Fadly juga mempunyai kekuatan seperti yang John miliki, namun kekuatan besar yang berada di dalam tubuh Sandy dan Fadly belum saatnya muncul. Indra juga memikirkan apakah ia diterima di Sandy cs.
Keesokan harinya, ia menunggu hasilnya.
“kemarin itu... Indra. Selamat, kamu diterima sebagai anggota baru kami.”
“benarkah?!” tanya Indra. Sandy hanya menggangguk, ia gembira. Tapi, kegembiraannya hilang saat Fadly mengatakan sesuatu yang membuat kegembiraannya hilang,
“maaf ya dik, soal kemarin...”
“nggak apa-apa kak Indra, Fadly kesini juga minta maaf dan mengabari sesuatu pada Kak Mistin.” Fadly mendapat telepon dari sepupunya yang dari Mempawah megatakan, bahwa ibunya Mistin meninggal karena kecelakaan beruntun saat ibunya akan pulang ke desa kijing. Mistin berlari menuju rumahnya, dan menangisi kepergian ibunya. 

Sandy Season 2 Episode 3


Sandy melihat Nadine berlari membawa obat yang ia temukan, Ibu Ratih pun menyodorkan larutan anti racun dan meminumkannya pada John yang masih dalam keadaan kritis. Saat diminumkan, tiba-tiba John sadarkan diri.
“PAHIT!!! Ma... John dimana, hei Deidara.” ia melihat ketiga buah apel yang tadinya di celananya sekarang berada di tangan Sandy, Aji, dan Sammy, Johnpun kagum pada mereka berenam.
“ternyata kalian seperti yang dulu, kekuatan kalian hanya berubah sedikit.”
“begitu juga kamu, yang selalu menebak-nebak apa yang kita sembunyikan darimu.”
“kak Sandy cantik sekali.”
“tumben kamu memanggilku kak Sandy, lalu seperti siapa, John?” John menyodorkan selembar foto seorang perempuan yang mirip dengannya.
“foto itu diambil 3 tahun yang lalu saat kamu tinggal di pontianak. Dia artis loh.”
“Pasti kamu mau bilang si...” belum selesai ia mengatakan sesuatu, tiba-tiba Ibu Ratih memanggil Sandy cs untuk makan siang bersama kecuali John.
“Sandy cs!! makan siang sudah dimulai.”
“aku ingin ikut...ugh” lalu Sandy membaringkan John kembali.
“John kamu masih harus dirawat, kalau makan siang, biar Mistin yang menyuapinya. Saat diRontgen*, lengan kananmu retak akibat jatuh di batu karang.”
Lalu mereka akan meninggalkan John.
“kakak, bajuku yang waktu itu dimana?” tanya John.
“kalau kamu tanya itu sih, bajunya lagi dicuci si Fadly, tapi kalau yang kamu maksud itu topi, topinya ditidurkan si Deidara.” Jawab Sandy. Mendengar ia berkata begitu, John langsung tertidur.
John sebenarnya ingin berkumpul makan siang dengan teman-temannya, tetapi karena ia masih harus dirawat, ia urungkan niat tersebut. Sementara itu, Sandy masih merasakan kerinduan pada Mario saat makan siang. Ia juga tahu kalau Pak Bandon akan kembali meneror desa kijing. Sore harinya, mereka mencari tanaman dan daging untuk mengetes makanan apa yang cocok untuk John saat ia masih dalam keadaan yang kritis. 2 jam kemudian, Sandy menemukan makanan yang cocok untuknya. Kue bingka, sekilas pemikiran itu sangat konyol untuk orang sakit. Tetapi setelah mengetes kadar proteinnya, kue itu memang cocok untuk John. 3 bulan kemudian John sembuh dan diperbolehkan pulang.




















*kamera sinar X yang dapat melihat kerusakan tubuh bagian dalam

19 Agustus, 2011

Sandy Season 2 Episode 2


Keesokan harinya, Sandy cs pun ke pantai tanpa anak-anaknya. Mereka sedang menunggu John dan Sandy di tempat itu. Beberapa menit kemudian merekapun datang.
“sorry, ya datang terlambat. Loh, Sandy? Mana baju dengan kaos hijau dengan tanktop biru yang waktu itu, kok cuma celana jeans dan jubahnya kak Mario? Pasti sudah nggak muat lagi, ‘kan?”
“dari mulai 8 tahun yang lalu kamu juga ngomong kayak gituan, aku bosan Johnny.”
“ayo sebentar lagi dimulai”
“baiklah John,” Sandy membuka jubahnya dan John melihat baju seperti yang ia katakan masih ia pakai, lalu ia mengeluarkan 2 buah pisau andalannya sekaligus memakai pengikat kepala seperti yang dipakai Fadly, Nadine memakai sarung tangan bekas peninggalan Ibunya, Sammy memakai pelindung siku dan lutut jika terluka, Fadly pun memasang pengikat kepala merah yang dulunya milik Mario. Fadly juga mempersiapkan Tobi, si ular king cobra yang ganas, dan Aji yang memakai kacamata pelindung yang dulunya milik ayahnya.
“tantangannya, kalian harus merampas 3 buah apel ini dari hadapanku, kalian harus berpasangan. Anggap saja aku ini Pak Bandon atau Dika, sekarang dimulai dan berakhir besok sore.” Lalu mereka menjauhi John dan mulai menyerang John dengan jurus mereka masing-masing. Sandy tahu John berada di balik batu besar itu, lalu Nadine memukul batu dan terlihat John menyelam.
Sandy pun mengejarnya, namun John sudah berada di belakangnya dan akan menusuknya dengan bumerang. Tiba-tiba lemparan pisau dari Andra menghentikan serangannya. Aji pun segera menjebak John, namun sial ia terkena jebakannya sendiri. Lalu Andra menusuk John selagi ada kesempatan. Tetapi John menendang Andra dari belakang dan membuat Andra pingsan. John sendiri sudah tahu situasi yang akan datang hanya dengan cara menutup matanya saja. Sandy pun mencegahnya dengan pedang beracunnya. Alhasil, lemparan Sandy tepat di kaki kirinya. Tetapi John sendiri belum mau menyerah ia menggunakan jurus pembaca situasi agar ia bisa melihat dimana mereka bersembunyi. Namun, racun yang masuk ke dalam tubuhnya membuat ia tidak sadarkan diri dan tenggelam di dalam air. Langsung saja mereka berenam mencari John di dalam laut, Sandy dengan cepat menemukannya dan mengambil 3 buah apel yang digantung di celananya. Mereka pun ke rumah Sandy untuk membawa dan mengobati John yang keadaannya sedang gawat. Ibunya Johnpun muncul di hadapan Sandy cs dan mengobati anaknya yang terkena racun oleh teman-temannya. Ia mengambil kompres panas ke kaki kirinya. Tiba-tiba John merasakan sakit yang terasa seperti dicambuk ayah tirinya dulu,
“Sandy dan Sammy, kamu tahan di bagian bahunya. Andra dan Aji, kamu tahan bagian kakinya. Fadly, ambilkan saya pengikat yang waktu itu. Mistin, ambilkan cairan anestesi* agar ia bisa tenang. Nadine ambilkan alkohol untuk menyerap racun di tubuhnya.”
“BAIK, BU!!!” jawab mereka secara spontan. Ternyata ada yang mengejutkan, jumlah racun yang berada di tubuh John menyamai jumlah racun yang dulunya dialami Mario.
 Jadi dibutuhkan 2-3 orang mantri atau dokter untuk mengeluarkannya. Tiba-tiba  seorang dokter dan 2 orang mantri dari desa seberang datang dan langsung melaksanakan tugasnya, lalu mereka mengambil sebuah baskom kecil untuk menarik racun keluar dari tubuhnya.
Setelah beberapa jam, akhirnya racun yang terdapat didalam tubuh John dapat dikeluarkan meskipun kesulitan menghadapi mereka. Nadine dan Mistin sedang mencari obat yang cocok untuk menangkal dan mengobati racun yang ada di tubuh John. Ajaib! Nadine menemukan obat racun yang cocok dan antidote**nya. Ia menyuruh Mistin untuk mengambil segelas air kelapa lalu mencampurkannya ke dalam zat kimia tersebut dan dites kandungan senyawa kimia didalamnya. Ternyata dugaannya benar, senyawa tersebut memang dibuat untuk obat racun yang cocok dan antidotenya selain anestesi.
















*sejenis obat yang hanya bisa didapat dari resep dokter
**senyawa kimia yang dapat menangkal zat racun

Sandy season 2 Episode 1


Setelah 8 tahun tinggal di Pontianak, akhirnya Sandy dan Andra kembali ke desa bersama anaknya yang bernama Manda Cylista. Warga melihat mereka seperti 2 orang turis yang beberapa hari yang lalu datang ke desa tersebut. Bukan hanya warga, Sandy cs juga kaget melihat wajah mereka berubah 180 derajat setelah pergi 8 tahun lamanya, termasuk Sammy dan Nadine yang hanya mempunyai satu anak setelah Sandy dan Andra pergi 8 tahun yang lalu. Sandy melihat kondisi rumahnya lebih bersih daripada kondisi rumah yang 8 tahun yang lalu. Mereka memasuki rumah tersebut dan benar saja, rumah itu sudah berubah semenjak ia dan Andra pergi. Ia hanya melihat Deidara sudah seperti Diego begitu juga Mendya yang sebesar Deidara dulu.
Tiba-tiba terdengar ketukan pintu di ruang tamu, Sandy melihat Ibu Ratih berada di depan rumahnya dan melihat wajahnya berubah setelah 8 tahun pergi. Begitu juga Sammy yang sedikit berubah,
“Bu, kenalkan. Ini Manda, ia anak kami.” Tiba-tiba ada panggilan dari Sammy
“kak Sandy!! Lama tidak ketemu”
“yang nggak berubah hanya perutmu aja.” ejek Sandy sambil mencubit perutnya. Semua tertawa,
“ngomong-ngomong yang lain dimana?”
“oh iya, ya. Sekarang ini, Nadine jadi istriku, Mistin jadi suaminya Indra, si Fadly, John, dan Aji sampai sekarang mereka masih bujangan.” cerita Sammy. Tiba-tiba seorang anak mendekati Sammy dan berkenalan dengan Sandy.
“nama saya Panji.” Begitu juga Manda
“namaku Manda ini...” BRONTANG!!!! tiba-tiba saja ada suara seperti tabrakan. Benar saja, Aji menabrak tong sampah dengan sepeda miliknya di depan rumahnya dan Sandy pun menghampiri Aji yang memang wajahnya sudah berubah total.
“kamu tidak apa-apa ‘kan?”
“Sandy, ya? Kok mukanya 100% kayak ‘Indy Barends’?”
“memangnya kamu ini siapa?”
“ kok lupa, sih. Si Aji, Gusti Arisman.”
“Aji dulu ‘kan nggak kayak gini, kok ganteng setelah 8 tahun ini.”
“kak Sandy, 4 tahun yang lalu si Aji dapat pengobatan mata gratis dan perawatan tubuh, jadi dia berubah 80% menjadi kayak si Olga Syahputra. Sammy Gitu, loh”
“nah karena kamu tadi bilang aku si ‘Indy Barends’, aku akan tunjukin jurus baruku. HYAAAAT!!!” STAPP!!! tetapi, pukulan Sandy tertahan oleh Aji dan Aji pun membalasnya dengan pukulan yang Sandy lakukan. Sandy pun terpental jauh, Andra dan Sammy hanya bengong sendiri melihat Aji. Dan Sammy hanya mendecak aneh, Fadly pun datang didepan Sandy.
“kak Sandy, AJI KAMU JANGAN KURANG AJAR DENGAN KAK SANDY, YA!!!
“eh, Fadly kamu ternyata sudah lebih tinggi dan gemuk ketimbang 8 tahun yang lalu.”
“kakak ini bisa saja, ya.”
“ngomong-ngomong, gimana dengan Nenek Rima?”
“nenek sudah meninggal 3 tahun yang lalu, jadi...” John pun juga datang.
“tentang Derry, dia juga meninggal karena kecelakaan kapal bersama Nenek Rima.” Lalu Sandy ke kuburan desanya. Benar saja, kuburan Nenek Rima diletakkan di samping kuburan ibunya sendiri dan kuburan Derry sengaja diletakkan di samping kuburan Mario.
“syukurlah 8 tahun yang lalu, kita masih bisa melihat Nenek Rima dan Derry dalam keadaan sehat walafiat, iya ‘kan kak Sandy?.” Sandy dan Andra hanya menggangguk sambil berlinang air mata dan melihat foto kenangan yang terindah saat mereka sedang mengikuti pertandingan voli pantai antar desa. Mereka pun pulang kerumah mereka masing-masing.