18 Agustus, 2011

Sandy Episode 9


Saat Mr. X dan teman-temannya akan menusuk Sandy, tiba-tiba pukat harimau menjerat mereka. Andra melihat Ari, Romi, si kembar Rika dan Karin, Reza, dan Ibu Ratih datang menangkap Mr. X dan teman-temannya.
sorry ya, kita datang terlambat.” Sandy menghadap ke belakang.
“Ari, kamu yang baca pesanku yang di meja ruang tamu?”
“kamu betul,” sementara itu,
Dika mengambil kesempatan untuk membunuh Andra. Sandy sudah tahu betul cara membunuhnya, ia sengaja melepaskan kalung ibunya dari ikatan di leher Sammy, ia ikatkan ke salah satu pedangnya dan melemparnya kearah jantung Dika. Alhasil, Dika berhenti melangkah karena tertusuk pedang yang sudah diikatkan kalung itu tertancap di jantungnya. Lalu Ibu Ratih menampar Dika. Sandy cs tercengang, ternyata Dika adalah anak kandungnya Ibu Ratih.
“APA MAUMU KAU MERENCANAKAN SEMUA INI, KENAPA ANAKKU?!.”
“Dika, kamu sudah keterlaluan kamu hanya 4 tahun lebih muda denganku tapi kenapa kamu durhaka pada ibumu sendiri dan ingin membunuhku?”
“sebenarnya aku disuruh ayahku untuk membunuhmu Sandy karena kamu dianggap anak haram di desa ini, dia juga tewas bunuh diri setelah membunuh Mario, kau harus mengerti Sandy, sebenarnya ayahku juga sayang padamu dan dia...” Sandy memotong pembicaraan Dika sambil marah, kesal, dan menangis.
“SEMUA ITU BOHONG, DIKA!!! MARIO BERKATA PADAKU KALAU AKU HARUS MENJAUHI KAMU!!!”
“ayahku berkata jujur padaku Sandy, please... dengerin aku, sebetulnya aku sepupumu. Tapi aku disuruh ayahku membunuhmu karena surat ini.” Dikapun menyerahkan secarik kertas.
“dan satu hal lagi, pemimpin yang sebenarnya bukan ayahku, tetapi...”
“APA DIKA..?!” tanya Fadly dengan nada membentak.
“APA...??!!” seru Sandy cs secara spontan dengan nada yang kasar.
“Pak Bandon”
“APAAAAAA???!!”
“kalau Pak Bandon pelaku yang sebenarnya, jadi Andy yang sebetulnya tidak bersalah.” Tambah Ibu Ratih. lalu dia terjatuh dan meninggal dengan tenang. Inilah pesan terakhir ayahnya Dika:

Dear Dika & Sandy

Maafkan aku anakku karena ayah membohongimu sebenarnya aku ingin kau seperti ibumu. Tapi, kamu ternyata seperti sekarang ini. Anakku, ayah ingin kamu seperti keluarga Sandy, agar kau lebih kuat. Aku ingin kamu mengerti anakku.

Dari ayahmu
Andy

NB: ingat, jangan bilang kepada Pak Bandon ataupun semua tetangga. 

Ia pun tertegun dengan surat itu namun ia segera membuangnya jauh-jauh dan melupakan pamannya yang selama itu akan membunuhnya.
“Selamat tinggal, Dika.” Gumam Sandy. Tiba-tiba terdengar teriakan Andra.
“CEPAT!!! SEMUANYA PERGI KE KAPAL ITU !!!! KAPAL INI AKAN MELEDAK DALAM WAKTU 20 DETIK LAGI!!” Ibu Ratih mencegahnya.
“Andra, kapal ini terlalu kecil untuk semuanya.” Sandy terdiam, lalu ia mendapat cara lain agar Sandy cs bisa selamat dari ledakan kapal.
“TERJUN KE LAUTAN!!!!!” lalu mereka pun terjun ke lautan dalam keadaan sedikit terluka dan masuk ke lautan, Fadly menghitung mundur detik-detik ledakan kapal tersebut,
“10...9...8...7...6...5...4...3...2...1...” lalu berteriak.
“TIARAP!!!!!!” merekapun masuk kedalam laut.
Tiba-tiba terdengar suara ledakan, DUARRRRR!!!!! Ledakan itu terdengar lebih keras daripada yang tadi namun terdengar hingga ke desa. Lalu mereka berenang ke arah rakit yang disediakan Ibu Ratih dan menaikinya. Lalu badai menerjang dan mereka tidak tahu kalau kapal mereka terdampar di desanya sendiri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar