18 Agustus, 2011

Sandy Episode 10


Derry melihat mereka saat ia sedang menjaga pantai. Ia menyuruh semua warga membawa mereka untuk dibawa ke rumah sakit kecuali Fadly yang memang sadar saat dibangunkan Derry. Sandy membuka matanya dan melihat sebuah dinding berwarna biru laut berada didepannya dan ia dikelilingi 3 ekor kucing menidurkan dirinya. Ia baru tahu kalau ia berada dirumahnya sendiri. Dan ia baru ingat kalau ia tak sadarkan diri saat ia dalam perjalanan menuju desanya. Lalu ia bangkit dari tempat tidurnya dan membuka pintu kamarnya. Ia melihat Fadly duduk seperti menjaga kamarnya sendiri. Lalu ia memegang pundaknya.
“kak Sandy, kakak seharusnya jangan berdiri...” tiba-tiba Sandy merasakan sakit di dada kirinya.
“ini mungkin ada efek dari pengeluaran racun 1 jam yang lalu. Saat itu, kakak tidak sadarkan diri dan... SSttt!!! Benny suka rambutmu.” Tiba-tiba saja, Sandy kaget mendengar hal itu.
HAAAAH??!! KAMU TADI BILANG APA?!, rambutku panjang? Berapa lama kakak pingsan, Fadly?”
“3 Minggu 2 hari, agak lama sih. Eh, nenek Rima”
“nak Sandy, kamu harusnya nggak boleh banyak bergerak dulu.”
“nenek. Andra, Sammy dan yang lainnya mana? Yang Sandy lihat dari tadi hanya Fadly dan nenek sendiri.”
“tenang, nak Andra, Sammy, dan yang lainnya akan menginterogasi anggota geng NERO PIRATES di rumah Ratih.” Cerita nenek Rima. Lalu Sandy mengenakan pakaiannya dan menyusul mereka dengan sepedanya dalam keadaan masih terluka di semua bagian tubuhnya.
“KAK SANDY!!! Kakak masih harus dirawat dan Interogasinya belum dimulai.” Sandy tidak mendengarkan teriakan Fadly. Saat di perjalanan menuju rumah Ibu Ratih, tiba-tiba ia merasakan lengannya seperti terkunci. Ia tidak melihat kalau Nadine ada di depannya, ia kemudian memberhentikan sepedanya.
“Sandy, lihat kondisimu seharusnya kamu tidak boleh banyak bergerak.”
Sandy tetap tidak mau mendengarkan Nadine. Lalu ia melanjutkan perjalanannya. Saat di perjalanan menuju rumah Ibu Ratih, tiba-tiba ia merasakan semua tubuhnya seperti terkunci, matanya berkunang-kunang dan pingsan saat di perjalanan. Untunglah Nadine melihatnya sejak awal, ia dapat meminta tolong Ari untuk membawanya ke rumah Ibu Ratih. Sandy sadar saat ia melihat orang-orang di sekitar mengobatinya dengan perasaan mereka. Tiba-tiba terdengar suara warga seperti menginterogasi seseorang. Benar saja, mereka sedang menginterogasi sisa anggota geng NERO PIRATES di rumah Ibu Ratih.
“jadi pemimpin kalian sudah dihukum mati?”
“ya, pak dan saya sendiri adalah...” tiba-tiba Sandy memotong pembicaraan mereka.
“bapak-bapak ibu-ibu saya sudah tahu wajah Mr. X ini dilihat dari fisik, mental, dan semuanya.
Dialah pelaku pemusnahan clan Cylista dan penghancurnya pemimpin NERO PIRATES. Dia ingin mengambil harta ibuku yang selama ini kusimpan sendiri.” Lalu ia membuka topengnya, semua warga dan polisi kaget. Ternyata orang itu adalah Pak Bandon sendiri,
“kita selama ini tidak tahu kalau Mr. X itu adalah Pak Bandon,”
“betul, kita juga nggak tahu betul.”
“ia yang kalian percayakan ternyata berbuat keji seperti ini.”
“hei anak haram, Beberapa tahun lagi, aku akan kembali untuk membunuhmu, ingat itu baik-baik!!” Mereka terus mengomeli Pak Bandon hingga truk kepolisian menghilang dari pandangan. Interogasi pun selesai, tiba-tiba Derry menyerahkan pedang kecil dengan kalung ibunya
“aku lupa Sandy, aku temukan pedangmu 1 Minggu yang lalu saat kamu masih belum sadarkan diri dan juga jaket kesukaanmu saat kamu berada di Pontianak.”
Benar saja, pedang itu masih seperti saat ia menusuk Dika dan jaket itu masih berlumuran darah seperti kemarin.
Sandy pun pulang dengan perasaan lega dengan pedang kecil miliknya yang tertinggal di lautan dan kalung milik ibunya yang masih tersimpul di pegangan kalung itu dan jaket yang harus ia cuci besok dan memberikannya pada Sammy, namun ia teringat rambutnya belum ia potong. Ia segera ke salon untuk memotong rambutnya menjadi seperti semula. Sayang, hal itu di luar rencana Sandy. Akibat pegawai salon yang tidak becus, rambutnya malah menjadi nyaris seperti Fadly. Tapi ternyata, ia merespon untuk tetap memakai gaya tersebut. Ia bisa bersyukur mempunyai rambut terpendek di kalangan perempuan. Keesokan harinya, semua warga dan Sandy cs kaget melihat penampilannya yang dibilang aneh. Lalu Andra mendekatinya,
“kamu tidak suka yang kemarin ya,”
“bener, aku nggak suka yang kemarin. Oh, iya ada sesuatu yang ingin aku sampaikan denganmu.”
“apa itu?”
“aku cinta kamu, Andra. Dan apa aku boleh menikah denganmu?”
“HAAH!! Apa ibumu yang bilang begitu?” Sandy hanya mengangguk.
“ibu juga setuju kalau kamu menikah dengan Sandy,” Ibunya Andra tiba-tiba datang di belakang Andra.
“mama ngapain disini??”
“KITA JUGA!!!” Sandy cs pun juga terbawa suasana.
“HEEEI!!! KALIAN JUGA NGAPAIN DISINI???!!!” akhirnya mereka pun menikah. 2 tahun kemudian Sammy dan Nadine resmi menikah. Begitulah benci menjadi berbuah cinta, balada cinta karena perubahan diri kita sendiri. Mulailah perubahan bersama Sandy dan teman-temannya dan kehidupan desa pun kembali normal seperti sedia kala dan tentunya tanpa Pak Bandon yang sudah dihukum penjara seumur hidupnya, dan apapun yang terjadi pada desa kijing, Sandy cs dengan siaga selalu melindungi desa tersebut dengan penuh cinta dan selalu mempertaruhkan nyawa mereka sendiri, mereka juga tahu kalau suatu saat Pak Bandon akan kembali. 3 hari setelah pernikahan mereka, mereka pergi ke Pontianak untuk melakukan hal yang penting bagi mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar