03 September, 2011

Sandy Season 3 Episode 1


Di siang hari yang panas, Sandy sedang sibuk dengan pekerjaannya sebagai petani jeruk di desa sebelah bersama semua teman-temannya. Sandy tahu, segala hal jika dikerjakan dapat berguna bagi orang-orang di sekitarnya.
“Fadly, jeruk yang ada di keranjang kecil itu jangan dihabiskan semua!” omel Andra.
“jangan larang dia dulu Andra, dia sebenarnya bermaksud untuk melampiaskan seluruh emosi dan kesedihannya karena ditinggal John 2 tahun yang lalu dengan jeruk-jeruk tak layak jual itu.” Sergah Sammy.
“Sammy benar, semenjak John tiada 2 tahun yang lalu siapa yang akan mentraktirnya makan? Si Recha yang...”
“kak Sandy, kakak tidak ingat kalau Recha juga kerja hari ini? Kalau dia atau adiknya itu mendengar kakak mengatakan ‘gendut’ padanya, kita bisa saja terkena jurusnya yang bikin Ari menderita lengan kirinya yang retak karena jurusnya 2 tahun yang lalu.” Cegah Rista berbisik.
“Eh, katanya yang memanen jeruk bulan ini hanya Romi, Rika, dan geng-geng lain. Mana Ari yang paling protektif itu?” Tanya Mistin.
“tangan Om Ari patah lagi gara-gara mau betulin dermaga yang kayunya mulai keropos. Nah, pas mau ke bawah dermaga, Om Ari kepeleset kayu yang udah berlumut dan jatoh.” Cerita Manda.
“terus, kenapa tangannya bisa patah?” tanya Fadly.
“untung dibawahnya lumpur laut, tapi waktu naik lagi Om Ari keperosok kayu yang udah rusak lalu jatoh di batu karang. Dan tangan Om Ari patah deh...” Tambah Panji sambil mengakhiri cerita Manda.
“iya juga ya. Beberapa tahun terakhir ini, kayu-kayu yang ada di dermaga kondisinya mulai keropos. Sangat membahayakan bagi para penumpang atau barang-barang pos yang akan diantar atau dijemput.” Ungkap Andra.
Semua terdiam, lalu terdengar bel berbunyi pertanda waktu panen selesai.
Fadly masih merasa tidak mengerti antara hidup dan mati. kata kiai, hidup dan mati hanya di tangan Allah saja. Pikirnya. Melihat Fadly sedang melamun, Sandypun mengejutkannya.
“Eh, kak Sandy kok belum tidur juga. Ini sudah jam 23.30 malam.” kata Fadly menyeka airmatanya yang mengalir deras.
“...kakaklah yang seharusnya mengatakan itu Fadly,” Gerutu Sandy sambil duduk di pangkal pohon kelapa yang tua.
“mungkin kamu masih merasa merindukan John disana.”
“Fadly tahu, tapi ini sangat berat sekali untuk sedikit melupakannya, kak.”
“Fadly, bagi semuanya, kau adalah adik terbaik yang pernah lahir di dunia ini.” Puji Sandy.
“Benarkah?”
Lalu Sandy cspun muncul.
“benar, walaupun kau satu-satunya adik di geng ini. Kami tetap menyayangimu.” Tambah Mistin dan Rista.
“makanlah biarpun cuma satu.” Kata Sammy menawari jeruk China Sunkist* pada Fadly.
“ohh... terima kasih, China Sunkist. Raja segala jeruk di seluruh Asia.” Kata Fadly sambil menyantap jeruk itu dengan lahap.
“sekarang ayo tidur,” Sandy cspun membubarkan diri.
Keesokan harinya, Sandy cs menuju pantai untuk mengganti kayu-kayu dermaga yang rusak karena termakan usia.
“kasihan, dermaga ini tidak pernah dapat asuransi kelautan se-Indonesia.” Keluh Ibu Ratih.
“karena itulah Bu, Ari akan..”
“kamu istrahat saja, nggak usah kerja yang terlalu berat!” potong Rista mendorong Ari hingga menabrak Reza yang sedang mengantar kiriman.
Melihat hal itu, Sandy segera menghentikan sebentar perbaikan itu.
“Rista, kau lakukan apa pada Ari yang sedang kritis itu?”
“aku hanya mendorong biasa seperti ini.” Lalu menumbangkan pohon lainnya dan pohon yang terakhir tertahan Aji yang sedang asyik menikmati es lilin jeruk kesukaannya.
Namun, Aji tidak merasakan apa-apa. Bahkan ada seorang turis dari Malaysia membatalkan rencana liburan ke desanya.
“Aji kau tidak apa-apa?”
Aji hanya menggeleng kepala. Semuanya terbelalak.
“bohong, ah!” kata Fadly sambil memukul Aji.
Namun, Fadly justru merasakan jurusnya sendiri hingga terpental jauh ke lautan. Sandy tercengang melihat Rista dan Aji melakukannya tanpa mencari kekuatannya sendiri. Bahkan ia tidak tahu-menahu soal itu. Malam harinya, semua membicarakan kekuatan Rista dan Aji, kecuali Fadly yang terkadang berjalan-jalan di malam hari. Langkah Fadly berhenti pada sebuah toko 24 jam yang menyediakan apa saja yang desa butuhkan saat itu. Lalu dia keluar dari toko dan duduk di kursi di tepi pantai. Dia merindukan John disaat itu juga. Tak sadar airmatanya juga tumpah begitu saja. Dia teringat saat John memesan 2 buah es batangan rasa melon kesukaannya dan rasa jeruk lemon kesukaan Fadly. Sementara itu, semuanya yang selesai membahas kekuatan Rista dan Aji tiba-tiba teringat pada Fadly yang tidak hadir saat itu.
“eh, setelah kita ngomongin Rista dan Aji, kok kita nggak lihat Fadly.”
“dimana dia?” tanya Sammy.
Sambil menghabiskan kedua es batangan itu, Fadlypun pulang menuju rumahnya.
“aku tahu kalau belakangan ini dia seperti itu karena kematian John dan kesembilan kakak-kakak kandungnya itu.” Cerita Sandy.
Hujanpun mengguyur desa disaat itu juga. Bukannya cari perlindungan, Fadly malah membiarkan dirinya diguyur hujan hingga terjatuh.
“Tetapi, dia pernah bilang kalau hidup takkan selamanya dihantui kesedihan.” Tambah Rista.
Di langkah terakhir, Fadly terjatuh dan tak sadarkan diri karena Hipotermia** yang muncul jika terus-menerus berada dibawah guyuran hujan yang deras.



















*sejenis jeruk
**sejenis sindrom akibat terlalu lama di tempat yang terlalu dingin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar