05 September, 2011

Sandy Season 4 Episode 2


Setelah kejadian itu, merekapun segera pulang ke rumah masing-masing. Termasuk Fadly yang sibuk membereskan kamarnya yang sangat berantakan.
“tumben, beresin kamar?”
“Fadly mau berkemas ke Jakarta, Bu. Fadly dapat misi kalau Sandy cs akan ke Jakarta untuk menghentikan sekelompok geng seperti Reno cs.”
“Oh, iya saya punya cerita tentang ayahmu yang pertama.”
“tunggu dulu, jadi Fadly punya 2 ayah???” kaget Fadly.
“maaf kalau kami tidak menceritakan itu padamu karena kamu waktu itu masih belum mengerti arti kematian.”
“tidak apa-apa ceritakan saja.” Kata Fadly dengan hati yang mencair.
Lalu ayahnya yang sekarang pun menceritakan kejadian yang sebenarnya.
“dahulu, jauh sebelum kamu dan kakak keempatmu dilahirkan, kakakmu yang kedua dan teman semisinya termasuk ayahmu yang pertama menjalankan misi ke Jakarta juga untuk menghentikan X-mafia. Namun, karena mereka jauh lebih kuat dari yang mereka duga. Sebagian dari merekapun tewas ditelan Ular Putih ekor 8 oleh X-mafia, tapi bukan Haruna yang ada padamu. Termasuk Ayahmu yang saat ini jasadnya belum ditemukan. Tapi kalau kakakmu yang kedua telah ditemukan, tetapi jasadnya sudah menjadi kerangka. Akhirnya, misi gagal tetapi Ular Putih malah dibekukan oleh kakakmu yang pertama dan tersimpan didalam salah satu sebuah Pulau yang tak berpenghuni.” Kemudian ayahnya menghentikan ceritanya sejenak.
Mendengar cerita ayahnya, seluruh tubuh Fadly gemetaran karena ceritanya sangat menyeramkan. Namun cerita itu membuatnya semakin penasaran.
“Mengerikan sekali, tapi bagaimana dengan kakakku yang pertama?” tanya Fadly.
“dia tewas dalam misinya, dan dimakamkan di pemakaman umum Penjaringan, Jakarta. Begitulah ceritanya, dan sekarang lanjutkan membereskan kamarmu. Setelah itu, Ayah akan menunjukkanmu barang-barang peninggalan kakak-kakakmu yang ada di bawah kasurmu.”
“baik, Ayah.” Fadlypun melanjutkan mengemasi barang-barang yang ada di kamarnya.
Dia kemudian membereskan semua kotak yang ada dibawah kasurnya ia keluarkan dari rumahnya dalam keadaan berdebu. Setelah 4 jam ia membereskan kamarnya, iapun memasukkan kembali kotak-kotak itu dan mengeluarkan barang-barang didalam kotak tersebut. Ternyata, didalam kedua isi kotak itu gulungan yang berisi senjata milik kakak-kakaknya terdahulu. Sedangkan isi 2 kotak yang lainnya berisi pakaian dan Dive-suit milik kakak-kakaknya. Iapun mencoba salah satu Dive-suit milik kakak keenamya. Ya ampun, ternyata ukurannya terlalu besar dan kendur.
“astaga...Nggak mungkin kakak-kakakku diantaranya ada yang terlalu gemuk.” Pikir Fadly.
Fadlypun mencoba Dive-suit milik kakak keempatnya. Tetapi apa yang terjadi? Ternyata saat mencobanya, Dive-suitnya terlalu ketat bagi Fadly.
“Ugh, pasti saat dijemur langsung kena sinar matahari.” Pikirnya lagi dalam keadaan napas agak sesak.
“Fadly, boleh masuk tidak?” tanya Sandy tiba-tiba datang.
“Boleh, tapi kak Sandy sendiri nggak?” kata Fadly balik bertanya.
“John juga ada kok,”
“kalau begitu, masuklah.” Kata Fadly yang dalam keadaan sulit melepaskan Dive-suit yang terlalu kecil untuknya.
Sandy dan John pun masuk ke kamarnya. Namun, Sandy bingung saat melihat dirinya memakai Dive-suit yang terlalu ketat.
“Kak Sandy, Jangan liat Fadly.” Cegat John sambil menutup matanya.
“maaf, Ly. Kamu lagi telanjang ya.”
“iya, tapi tadi. Sekarang sudah aman. Buka matanya kak John.” Kata Fadly.
Johnpun membuka matanya.
“kamu tadi lagi coba semua Dive-suit itu.”
“iya, ini yang ketiga. Yang tadi ada yang kendur ada yang terlalu ketat. Yang ini lagi dicoba.” Lalu Fadlypun menutup resleting belakang yang ada di Dive-suit itu. Ukurannya pas sekali dengan tubuhnya yang mungil itu.
“bagus sekali.”
“cocok untuk kamu, Fadly.” Kata ayahnya yang tiba-tiba datang.
“ayah, maaf telah memakainya.”
“nggak apa-apa, justru kakak-kakakmu itu yang memberikanmu baju-baju itu jika kamu masih hidup. Mereka memberikannya khusus untukmu dan teman-temanmu.”
“Benarkah, kalau begitu tolong panggilkan yang lainnya.”
“Ok, Fadly.” Dengan cepat, Sandy memanggil mereka dengan SMS sekali kirim. Beberapa saat kemudian, Nadine, Mistin, Rista, Aji, dan Indrapun datang menyusul. Benar saja, pas sekali pada semuanya. Tetapi ternyata tersisa 2 Dive-suit yang tidak diambil.
“tersisa 2, kalau saja kak Andra dan Sammy tidak meninggal, pasti sudah pas jumlahnya.” Kata Sandy.
“Benar kak, tetapi semua sudah terjadi. Mau bagaimana lagi?”
“tapi suatu saat ada yang akan memakainya nanti.” Jelas ayahnya.
“apa itu benar?”
“iya, buktinya sewaktu kamu belum lahir, kakek sudah tahu apa yang akan terjadi padamu kelak.”
“begitu? Terima kasih ayah,” kata Fadly sambil memeluk ayahnya dengan erat.
“waduh hampir lupa, kata Ibu Ratih. Pak Akbar juga boleh menjalankan misi lagi setelah anda keluar dari masalah yang anda alami.” Kata John menyampaikan pesan dari Ibu Ratih pada ayahnya.
“oh iya, saya ‘kan masih Genin*.”
“hah?! Ayah masih Genin?”
“maaf, Misi ayah gagal karena Ayah dipenjara waktu itu dan tidak mengikuti Ujian Chunnin* selama bertahun-tahun. Katanya kamu dan teman-temanmu sudah Chunnin. Apa itu benar?”
“tidak semua, John sudah Jounin*. Tapi anggap saja misi kali ini adalah Ujian Chunnin.” Jelas Sandy.
“Waduh, udah waktunya Fadly harus berenang. Fadly pergi dulu ya.”
“kami juga!!”
“hati-hati, karangnya tajam loh!!” Sindir Om Akbar.












*tingkat setiap Ninja (tergantung kemampuan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar