12 September, 2011

Sandy Season 4 Episode 15

Malam hari di Markas Sheila cs, Sandy berjalan-jalan di dermaga yang pagarnya agak bergoyang karena lapuk. Dimalam itu juga, angin juga berhembus kencang. Sandy merenungkan kematian Andra di ujung dermaga. Daun bakau yang berguguran terus mewarnai hati Sandy yang selalu teringat pada Andra. Sementara itu, Fadly dan John sibuk dengan urusannya sendiri. Namun tiba-tiba, angin kencang membuat jendela kamar terbuka. Dengan cepat, Aji segera menutup pintu dan tirai jendela kamar, tetapi ditahan John dan Fadly.
“sepertinya ada sesuatu yang membuat semua ini terjadi. Aji, jangan tutup jendelanya!” perintah John.
“kenapa...eh ada sesuatu yang sedang mengikuti kita.”
Dan roh Andra dan Sammy muncul di cermin yang berada tepat didepan wajah mereka. Aji, Richie, dan Reno kaget dan buru-buru naik ke tempat tidur.
“Aji, jangan takut roh gituan. Mereka Andra dan Sammy.” Ketus Fadly.
“kalian tidak berubah ya, tetap seperti itu.” Tawa Sammy.
“iya, tapi ada yang berubah dalam misi kali ini.” Kata John tersenyum.
“kami tahu, tapi ada hal yang ingin kusampaikan pada Sandy. Kami hanya ingin dia tetap bisa tersenyum tanpa kami berdua, karena...”
“cukup, kau sesungguhnya bisa menyampaikan itu langsung. Tetapi hal ini harus dipikirkan secara matang. Karena tubuhku dan Fadly dapat dirasuki roh halus seperti kalian.” Jelas John.
“bagaimana caranya? Resikonya ‘kan besar. Cakra kalian akan berkurang setengah dari jumlah cakra kalian.” tanya Andra.
Johnpun merencanakan sesuatu pada yang lainnya agar hal ini tidak bocor pada Sheila. Tetapi tiba-tiba Aji kerasukan roh Om Akbar.
“sebelum kau melakukan itu, ada hal yang harus kusampaikan padamu, Fadly.”
“ayah? Kenapa kau bisa masuk kedalam tubuh Aji?” tanya Fadly.
“ceritanya panjang, intinya kau harus tetap tersenyum dengan ayahmu yang sekarang.” Kata Om Akbar meninggalkan tubuh Aji begitu saja.
“Ayah, ayah...” jerit Fadly.
“mungkin itulah kata terakhirnya, Ly. Ikhlaskan saja.” Cegat Reno.
Mendengar ucapan Reno, Fadly teringat kembali apa yang dikatakan Om Panji tadi siang.
“maaf, didalam hatiku aku masih bisa merasakan semua itu.” Jelas Fadly sambil menyeka airmatanya yang keluar.
“kembali pada kalian, saatnya membuat rencana!” lalu John dan yang lainnya menyusun rencana agar kerisauan Sandy dapat terobati.
12.00 tengah malam, Sandy masih belum beranjak dari dermaga. Namun, tiba-tiba John dan Fadly yang menyerupai Andra dan Sammy menemuinya. Sandy tidak curiga dengan mereka.
“kalian masih hidup?”
“maaf, kami memakai tubuh John dan Fadly hanya untuk menyampaikan sesuatu.”
“apa itu?”
“kau tidak perlu risaukan kami, kau punya John dan Fadly, kau bisa bersenang-senang dengan mereka. Lihat Fadly, dia selalu mentraktir kamu makan, mengantar-jemput Manda dan teman-temanya, bahkan ibunya memberi kamu serantang makanan saat tidak ada makanan. John bisa mengajarimu banyak hal, meski dia sering mengintip Nadine dan Mistin yang sedang mandi. Kau bisa bahagia lewat siapa saja tanpa kami.” Kata Andra dan Sammy meninggalkan tubuh John dan Fadly yang mulai roboh.
BLUFFF!!! Sekejap, Sandy segera menahan tubuh John dan Fadly yang terkulai pingsan karena setengah dari cakra mereka berdua habis setengahnya. Namun, jalan berkayu yang diinjak Sandy mulai retak pertanda dirinya tidak mampu menahan tubuh Fadly dan John. Tak lama kemudian, kayunya patah dan akhirnya mereka bertiga jatuh kedalam laut yang airnya sedang pasang terbesar saat itu. Sandy merasa kesulitan membawa tubuh Fadly dan John yang dalam keadaan tidak sadarkan diri. Tiba-tiba, Om Panji datang dan meringankan beban yang diangkat olehnya sendiri. Sandy merasa ia dapat berenang lebih fleksibel karena dibantu oleh Om Panji. Sesampainya di pantai, ia segera melakukan pemulihan.
“terima kasih atas bantuannya.”
“sama-sama, saya juga tahu tentang hal ini.” Katanya sambil mengeluarkan jurus pemulihan.
“Paman juga bisa melakukan jurus pemulihan? Luar biasa, belum pernah ada clan yang beraliran ninja dokter lelaki.”
“dulu ada banyak, sekarang tinggal saya sendiri karena para penjahat mengincar korban yang beraliran ninja dokter lelaki.”
“kenapa bisa?” tanya Sandy.
“karena ninja dokter lelaki juga rawan terkena serangan para penjahat yang ingin memiliki kekuatan ninja.” Jawabnya.
“kak Sandy, maaf...” kata Fadly tiba-tiba keluar.
“tidak apa-apa Fadly. Andra sudah memberitahukannya, meski cakra kalian sudah berkurang setengah dari jumlah cakra kalian.” Balas Sandy berlinangan airmata yang jatuh di wajah John.
John juga sadarkan diri setelah merasakan airmata dari kesedihan Sandy.
“kakak bisa tersenyum tanpa mereka.” Tambah John.
“karena kita punya sahabat terindah sampai akhir hayat kita.” Kata Fadly.
Kata itu juga mengiringi angin keheningan yang terus berhembus hingga fajar menyingsing dari timur.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar