01 September, 2011

Sandy Season 2 Episode 15


Hari itu akhirnya telah tiba tanpa John, merekapun bersiap-siap untuk merayakannya. Hari itu, Fadly mentraktir Sandy dan yang lainnya masing-masing semangkuk Bubur Pedas# kesukaan mereka.
“Mas Ari, bubur pedasnya 8 mangkok.” Mendengar yang ia katakan, Fadly menuliskan sesuatu di kertasnya dan menyerahkannya pada Ari. Tulisan di kertas itu seperti ini:


7 mangkok bubur pedas,
Yang satunya nggak pake wortel.
7 gelas lemon tea.
1 gelas es kopi.
1 gelas jus nanas.


Melihat pesanan yang ada di kertas tersebut, Ari berteriak memanggil Beno, Richo, dan Randy untuk membuat apa yang mereka pesan. 1 jam kemudian, pesanan mereka datang. Merekapun makan apa yang mereka pesan. Saat makan, Fadly masih mengenang John saat ia masih hidup menghabiskan 14 mangkok bubur pedas yang ia traktir di tahun-tahun sebelumnya. 18 menit kemudian, merekapun telah menghabiskan semuanya.
“Mas Ari, semuanya berapa?” mendengar yang dikatakan Fadly. Ari malah tersenyum-senyum.
“kamu lupa ya. Ly...Ly, hari ini hari gratisan se-desa, kalian semua dapat semangkuk bubur pedasku ini gratis loh.”
“Fadly...Fadly, kadang-kadang kamu jadi Bloon* kayak mama kamu.” Sindir Andra.
“Thanks ya bubur pedasnya, aku doakan biar besok langganan kamu banyak.” Harap Mistin.
Mendengar apa yang dikatakan Andra, Aripun membalasnya.
“InsyaAllah, Mistin.”
Lalu mereka menuju pantai untuk Surfing bersama. Mereka berlari menuju lautan dengan papan selancar mereka masing-masing, hanya saja Sandy yang mempunyai sedikit masalah.
“maaf, ya. Kita nggak bisa surfing nih.”
“kak Sandy, kok gitu sih? Kakak itu lebih cantik daripada kak Mistin, bisa berenang, tapi kenapa nggak bisa surfing?” tanya Fadly.
“eh Sandy, Fadly yang kayak gituan juga ada betulnya, sini biar aku yang ajarin, Sandy.” Ajak Aji.
“bener nih?”
“ya iyalah Sandy. Aku akan ngajarin kamu.”
“Ok!!!” lalu Sandy mengikuti Aji dengan menirukan apa yang Aji ajarkan.
Perlahan, Sandy mulai mahir melakukannya. Bahkan tanpa sengaja Sandy menciptakan jurus Surfing yang baru didepan Andra, Sammy, Fadly, dan yang lainnya. Merekapun kagum melihat Sandy melakukannya. Saking kagumnya, Fadly tidak melihat didepannya adalah karang. Tanpa ba...bi...bu lagi, Fadly menabraknya. Dan iapun terseret ombak besar. Sandy segera menyusul Fadly,
“Fadly, kamu nggak apa-apa?”
“nggak apa-apa. Eh ngomong-ngomong apa jurus yang kak Sandy lakukan.”
Squid** jump, Sandy dive, dan...”
“Jurus ‘Sandy Sang Penakluk Surfing’.” Tambah Aji.
“bagus juga tuh, kamu sudah ngajarin kita jurus itu, iya kan sayang.” Puji Andra.
“yuk kita coba. Semuanya, KEMON!!!!” Ajak Fadly. Mereka semua juga ikut mencoba jurus tersebut.
“heeei, Sandy. Kita juga bisa,” teriak Aji.
Setelah Surfing, Fadly masih memikirkan John yang 10 tahun yang lalu sempat mengajarinya surfing di pantai tersebut. Lalu, merekapun menuju  ke kafe Kijing milik Ibu Rina. Disana mereka sedang bekerja bersama sambil mencari penghasilan mereka sendiri. Sandy, Nadine, dan Mistin sebagai pramusaji. Fadly sebagai pawang ular sekaligus penghibur pengunjung kafe. Andra dan Sammy sebagai kasir dan wakil kasir. Sisanya sebagai koki, termasuk Aji. Ternyata pekerjaan mereka kali ini lebih bagus daripada hari biasa. Bahkan mereka diberi gaji yang jumlahnya setara dengan jumlah gaji mereka bekerja selama setahun. Dengan uang sebanyak itu, mereka menyumbangkan sebagian uang itu untuk anak-anak yatim piatu. Mereka akhirnya bisa menikmati keceriaan tanpa John dan kebengisan Pak Bandon. Dan... merekapun pergi ke bioskop untuk nonton Film kesukaan mereka, yaitu Ayat-ayat Cinta***. Memang di bioskop itu tidak boleh ribut, jadi Sandy, Andra, Sammy, dan Fadly sengaja mentraktir mereka popcorn**** kesukaan mereka. Tiba-tiba terdengar suara pengumuman.
“mohon perhatian, teater no. 3 segera dimulai.”
Mendengar pengumuman itu, Sandy cs segera ke teater no. 3 tempat pemutaran Film Ayat-ayat cinta. Saat-saat terakhir cerita film tersebut, Aji tiba-tiba kentut hingga membuat semua orang yang ada didalam keluar dari teater, termasuk Sandy cs. Setelah mereka keluar merekapun berteriak pada Aji.
“JI...JI!!!!” bukan hanya Sandy cs saja yang berteriak. Tetapi juga pengunjung bioskop yang lain dan tujuh orang petugas di bioskop itu.
“DASAR GOBLOK!!!”
kehidupanpun kembali seperti sedia kala. Dan suatu malam, Sandy menulis diary untuk terakhir kalinya.
Dear diary,
Dengan perjuangan kami, dengan susah payah, sampai di titik darah penghabisan, akhirnya kami bisa menaklukkan seseorang yang paling dibenci di desa ini, mungkin di masa depan, akan ada musuh lain selain NERO PIRATES dan Pak Bandon yang mungkin tidak bisa kita hadapi sekarang ini, bayangkan, jika tidak ada NERO PIRATES atau Pak Bandon, kita mungkin lebih tenang dan kita masih mempunyai orang tua yang lengkap, dan perasaan trauma tidak terjadi sekarang ini. Tetapi dimasa mendatang, kita tetap bersatu melawan musuh. Sekarang ini, Aku sendiri sudah bisa bekerja bersama suamiku, dan Sammy sebagai pramusaji di sebuah kafe. Fadly dan Indra, sebagai penjaga pantai kalau-kalau ada seseorang yang ingin menolongnya. Nadine dan Mistin sudah lulus perguruan tinggi di Pontianak dan katanya mau kerja sebagai dokter umum di sebuah puskesmas. Walaupun, John dan Derry sudah Tuhan ambil nyawanya dari kami. Forever ninja, Forever love.
Lalu Sandy melihat kembang api pertanda orang pembawa bencana telah pergi didesanya, Sandy akhirnya tersenyum dan bisa melalui hidupnya. Apapun yang terjadi, Sandy cs-lah yang menanggung semua hal hingga titik darah penghabisan.





Sandy Season 1-2


The End



*orang yang lebih pelupa daripada manula
**Sejenis sotong
***Flim yang terkenal di tahun 2008
****sejenis cemilan yang terbuat dari jagung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar