04 September, 2011

Sandy Season 3 Episode 11


2 hari semenjak kejadian itu, desa Kijing bersemangat kembali beraktifitas. Namun, ada bagian yang tidak biasanya berada di desa kijing. Reno membantu Nenek Ihra berjualan es kelapa muda di pintu masuk menuju desa kijing. Siang harinya ia membantu John dan Rully menyewakan ban pelampung, papan surfing dan perlengkapan Snorkeling. Selama Reno membantu menyewakan semua perlengkapan itu, banyak gadis remaja justru memilih Reno yang mengajari surfing dan Snorkeling daripada John dan Rully. Selama itu juga, Sandy dan Fadly terus menggoda mereka dengan tulisan “KASIHAN DEH KALIAN!! NGGAK LAKU-LAKU” sambil menuju dermaga untuk berenang.
“menjengkelkan...” gerutu John.
“sabar dong, John. kadang rejeki lari ke orang lain. Nanti akan ada...”
“John, tolong ajari adikku Surfing.” Kata Ari mengagetkan John.
“eh, Ari. Sudah sembuh??” balas John menoleh ke belakang.
“yoi, kenalin adikku, Kara. Adikku, ini John.” kata Ari memperkenalkannya.
“Kara.”
“Johnny.”
Baru mendengar perkenalan mereka, Sandy dan Fadly keluar dari air dan menyoraki mereka berdua.
“CHIYEEE!!!” namun mereka tidak mengetahui kalau John yang dilihatnya ternyata bayangan John Kage Bunshin. Sedangkan yang asli berada di bawah karang dan muncul dalam keadaan menyerang mereka berdua dari bawah. Alhasil, merekapun terlempar jauh ke karang di dekat pulau Temajo.
“makanya, kalo jadi seorang ninja jangan genit amat.” Kata Rully.
01.00 pagi, Reno berada di ujung dermaga. Sandy dan Fadly yang saat itu sedang berjalan di sekitar pantai melihatnya sedang melamun. Merekapun segera menyusul Reno di dermaga. Reno hanya terdiam karena memikirkan wajah ibunya di foto. Sandy dan Fadlypun segera duduk disampingnya.
“kau juga memikirkan ibumu, Reno?” tanya Sandy.
Reno hanya mengganguk lesu.
“kita juga sama, tetapi kak Sandy sedang memikirkan Clannya.” kata Fadly.
“Fadly tidak memikirkan Clannya, tapi kakak-kakaknya.” Tambah Sandy.
Mereka terdiam sejenak saat angin darat bertiup agak kencang. Lalu John datang disaat mereka sedang mendengar curahan hati Reno.
“kau pasti memikirkan ibumu, iya kan???”
“John, iya... aku sudah menjadi monster saat Ayah dan Ibuku bercerai dan putusan hakim malah memilih ayahku sebagai hak asuh anak padaku. Tentu saja aku menolak, karena ayahku adalah musuh bebuyutan Clan Samaruto dan Maulana Abdullah. Sedangkan ibuku seorang Ninja yang masih satu sauadara dengan Clan Cylista yang justru menentang pemikiran ayahku. Merekapun bertarung di tempat saat kita waktu itu bertempur dan akhirnya, malah ibuku yang terbunuh oleh ayahku sendiri. Aku sesungguhnya ingin membunuh ayahku, tetapi ayahku adalah Ninja pembunuh yang tanpa kenal ampun dan tanpa pandang bulu apakah dia orang biasa atau Ninja baginya itu sama saja. Saat ini pihak CIA, FBI, Densus 88 dan instansi sejenisnya sedang mencarinya. Dan berkat Ibu Ratih dan tetua Clanmu itu Fadly, Laba-laba bermata 5 yang berada di tubuhku bisa dikendalikan tanpa membunuh pemilik tubuh manusia itu sendiri.” Jelas Reno.
“HOIIII KALIAN, MUATAN BERLEBIH NANTI KAYU DERMAGANYA KEROPOS!!!!” teriak Ari mengagetkan mereka hingga membuat mereka terloncat dari dermaga dan tercebur kedalam laut.
“dasar!!! Kau membuat kami semua kaget tahu!!!” sergah John.
“tapi dengan si gendut itu pasti kau akan remuk seperti kayu yang keropos.”
“SIAPA TADI YANG BILANG GENDUT!!!” kata Recha tiba-tiba datang.
Sandy, Fadly, Reno, dan John malah menunjuk Ari sebagai pelakunya.
“jadi kau lagi ya!! Rasakan nih, TWISTER ROCKET!!!!” kata Recha sambil melempar jauh Ari ke pulau Temajo.
Melihat yang dilakukan Recha, awalnya mereka melongo melihat Ari yang dilempar begitu saja oleh Recha. Namun, John, Sandy, Fadly, dan Reno akhirnya tertawa karena terkena ulah Ari yang akhirnya terkena oleh dirinya sendiri. Apalagi saat mereka melihat ada ubur-ubur tersangkut di kepalanya Ari. Ari langsung saja membuang ubur-ubur itu dari kepalanya karena merasa geli.
“gara-gara kak Ari, kita semua malah jadi basah kuyup. Tapi untung saja Fadly bawa gulungan khusus.” Fadlypun mengeluarkan gulungan-gulungan kertas yang berisi perlengkapan Diving di kantung plastik yang selalu ditaruh di dalam bajunya.
“semuanya, masuk kedalam air!!!” perintah John.
Fadlypun melepas segel gulungan itu lalu melukai tangannya dan mengolesi darahnya sepanjang gulungan itu berakhir.
Dan saat berada di permukaan, penampilan merekapun berubah total menjadi para penyelam.
“keren, apa saja yang ada di gulungan bisa digunakan.” Kata Reno terkagum-kagum.
“keren sih keren, tapi Fadly pasti lupa dengan sesuatu yang paling penting. Coba cek lagi!!” kesal John.
“Diving suit, sudah. Tabung dan regulator, sudah. Kacamata snorkeling, juga sudah. Ikat pingang pengaman, juga. Tapi apa yang kurang ya??” kata Fadly bingung.
“Sandy, John, Fadly, Reno. Kalian pasti meninggalkan gulungan ini di kursi tepi pantai!!!” jengkel Nadine sambil memberikan satu gulungan yang berisi kaki katak pada Fadly.
Mendengar kejengkelan Nadine, mereka kaget saat mereka mengetahui kalau unsur tersebut tidak sengaja Fadly tinggalkan di kursi di tepi pantai. Dan mereka melihat kebawah, kaki mereka tidak menggunakan apa-apa alias nyeker.
“kamu ini, sering saja lupa hal-hal yang paling penting.” Omel Sandy.
“makanya, kalo mau menggunakan gulungan hitung dulu, kalo kurang cari yang ada hubungannya dengan sesuatu. Kecuali gulungan yang berisi senjata.” Kata John menasihati Fadly.
Fadlypun mengulangi pelepasan segel gulungan itu dan lengkaplah sudah peralatan mereka.
“tapi kita mau diving kemana?? Disini kan terumbu karangnya sedang dalam proses pertumbuhan yang belum sempurna.”
Plakk!!! Fadly memukul keningnya karena lupa kemana tujuan divingnya lantaran Diving Journey Maps-nya milik Fadly tertinggal di kamarnya. Beruntung, Gaara dan Tobi juga menyusul Fadly dengan membawa Diving Journey Maps-nya.
“Thanks, Gaara, Tobi...kita akan Diving ke Nangkit Atols (Karang Nangkit). Karang ini istimewa karena keindahannya terlihat pada pagi hari saat matahari terbit. Atau sekitar jam 05.00.”
“jauh loh, tapi kita malah keawalan inikan baru jam 01.00.”
“hei kalian mau menyelam kesana juga ya. Kebetuan banget, kita juga mau kesana.”
“Rully, kami boleh menumpang??”
“tentu inikan kapal motor untuk semua Clan. Ayo naik.”
Merekapun naik ke kapal. Di perjalanan merekapun melihat pemandangan bintang-bintang di langit. 04.59 mereka tiba di Karang Nangkit, namun mulai tampak sinar matahari dari arah desa Kijing.
“Fadly, boleh terjun sekarang?” tanya Sandy.
Dengan cepat, Fadly membuka Diving Journey Maps-nya.
“boleh saja, tapi lebih bagus saat tepat Jam 05.00. eh, sekarang udah jam 05.00, ayo terjun sekarang, Kak Sandy, kak John.”
“yuk,” mereka semua terjun kelautan.
Merekapun menyelam dan melihat sebuah terumbu karang yang sangat indah dan berkilauan karena terkena sinar matahari pagi. Meskipun begitu, mereka tetap waspada terhadap semua hal yang dapat terjadi di masa yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar