12 September, 2011

Sandy Season 4 Episode 16

Sandy cs pun melanjutkan liburan mereka tanpa beban yang berarti. Sejak kejadian itu, Fadly tersenyum kembali seperti saat dia masih memiliki Om Akbar. Sandy dan yang lainnya sangat menikmati liburan mereka dengan penuh semangat. Meski banyak tawaran menjadi tamu di acara-acara TV yang terkenal. Bahkan, Fadly dan Sandy kebanjiran order dari dapur rekaman yang ingin menjadikan mereka model video klip.
1 bulan telah berlalu, kini saatnya mereka kembali pulang ke Desa Kijing. Satu-persatu, semua perlengkapan mereka telah dimasukkan kedalam gulungan. Termasuk Om Panji yang harus mengangkut semua pakaiannya yang berdebu kembali ke Desa Kijing.
“cepat, kita harus ke bandara sebelum jam 09.00.” teriak Richie dari luar markas.
Merekapun segera menuju Bandara Soekarno-Hatta untuk membeli tiket pesawat rute Jakarta-Pontianak. Berjam-jam mereka menunggu giliran, akhirnya rute yang mereka maksud mendapat giliran terbang meski jam menunjukkan pukul 19.00.
“jika kami sudah mempunyai kepala desa yang baru, akan kami sampaikan pada kalian lewat Facebook.” Ujar Sanny.
“oh iya, ada yang ingin kami sampaikan pada kalian, kalau desa mempunyai masalah. Kalian cepatlah datang. Because we are team ninja that love peace.” Pesan Ibu Ratih pada Sanny.
“But don't forget us. watashi tachi o kara shinrui.” Tambah Fadly tiba-tiba bisa berbahasa Jepang.
“hei, anata go o dekiru nihon, Fadly. Apa yang tadi kau katakan?” Tanya Mistin.
“karena kita juga saudara, benar ‘kan?”
Mendengar Fadly menerjemahkan kata-kata yang dia ucapkan, Sandy cs, Ibu Ratih, dan Om Panji terharu. Namun terdengar :
“Sekali lagi, diharapkan bagi penumpang yang menuju rute Jakarta-Pontianak segera menuju ke pesawat.”
“sampai jumpa lagi Sheila cs!” teriak Sandy.
“Kami akan menunggu misi dari Ibu Ratih yang selanjutnya. See you!” teriak Richie.
Sandy cs-pun akhirnya meninggalkan Jakarta jam 21.15 dan tiba di Bandara Supadio jam 03.49 dinihari. Disaat itu juga, Pak Akhmad yang sudah menunggu mereka dari tadi sore. Pak Akhmad kaget saat melihat ada seseorang yang pernah ia kenal puluhan tahun yang lalu kembali dalam keadaan hidup.
“Panji? Kamukah itu?”
Om Panji hanya menggangguk. Pak Akhmad-pun memeluk erat Om Panji erat-erat.
“lama tidak bertemu, kau tidak berubah sama sekali. Tapi kemana Akbar?”
“Om Akhmad, ayahku sudah meninggal. Jenazahnya dimakamkan di Jakarta.” Kata Fadly menahan kesedihannya. Mendengar apa yang Fadly katakan, Pak Akhmad menjadi teringat apa yang dilakukan Om Akbar saat sedang mencuci bus kesayangannya.
“daripada konsentrasimu buyar, biar aku saja yang mengemudikan busmu. Semoga saja kemampuan saya tidak hilang.” Kata Om Panji menduduki kursi supir dan menyalakan mesin bus. Alhasil, kemampuan Om Panji dalam mengemudi tetap ada. Dan akhirnya tugas Pak Akhmad digantikan Om Panji agar ia bisa beristirahat lebih maksimal.
Sandy cs pun tiba di Desa Kijing jam 09.00 pagi. Semua warga desa kaget ketika melihat Om Panji kembali pulang dalam keadaan masih hidup. Mereka semua menggotong tubuh Om Panji menuju tetua. Tetua yang sedang bercerita pada anak-anak di desa juga kaget saat melihat anak sulungnya kembali dalam keadaan hidup. Begitu juga Fadly yang selamat dari cengkraman para pemburu kekuatan.
“senang bisa melihatmu lagi, Panji. Berkat kamu dan Haruna, beliau akhirnya bisa pulang dengan selamat. Dia sebenarnya ayahmu, kalau Fadly masih tidak mempercayainya.” Kata tetua terkekeh pada anak dan cucu kesayangannya.
“Kek, Fadly juga tahu. Ternyata Ayahku sebelumnya bukan ayahku yang sebenarnya. Tapi aku berterima kasih pada ayah lamaku yang telah memberiku dan teman-temanku hadiah spesial.” Terang Fadly.
“benar, dia telah mengorbankan nyawanya demi kami dan kehormatan Clan anda, kek.” Tambah John.
Mendengar apa yang dikatakan John dan Fadly, tetua tersenyum dengan kebaikan mereka meski harus menanggung nyawa.
Keesokan harinya, mereka mendapat surat dari Sheila cs. Dengan semangat Ajipun membacakannya.

Dear Sandy cs
Kami agak terburu-buru menuliskan surat ini karena waktu yang terlalu singkat dan kami sedang mencari kepala desa untuk menggantikan Pak Sonny. Saat kalian sudah pergi, kami baru mendapat berita kerangka Harris dan Denny ditemukan di rumah Karina di Pulau Sebaru. Diduga dia juga seorang kanibal (pemakan sesama manusia), karena ditemukan kerangka-kerangka manusia yang kondisinya seperti sisa Sup ayam. Karina sendiri tetap tidak mau buka mulut soal ritual sesatnya itu. Akhirnya dia dihukum mati kelaparan cakra akibat perbuatannya sendiri. Mungkin rohnya akan mengganggu Jinchuuriki yang kalian miliki. Believe to God, Friend.
Sheila cs
NB : Karina dicurigai mempunyai Sharingan, karena selain Petir, cakra yang terdeteksi juga api.

Setelah Aji mengakhiri surat yang ia baca, Sandy dan John baru menyadari ternyata Karina masih sangat sombong meski jasadnya sudah dibakar. Merekapun akhirnya bersedia untuk menjaga desa mereka dari ancaman Ninja-Ninja jahat lainnya. Dan harus siap mempertaruhkan nyawa demi menjaga diri dan desanya.

Sandy Season 4
The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar