06 Maret, 2012

Sandy Season 6 Epilogue

Beberapa tahun kemudian, keadaan sedikit mengalami perubahan. Termasuk Fadly dan Rista dikaruniai anak kembar lelaki perempuan yang bernama Fadlan dan Farla. Namun mereka bingung, mereka harus mengikuti clan yang mana. Ayahnya atau ibunya? Ditengah kegundahan mereka, Manda tiba-tiba datang menghampiri mereka.
“kalian kenapa?”
“begini, kita bingung mau mengikuti clan mana karena kami kembar dan ayah dan ibuku juga mempunyai clan yang berbeda, kami harus mengikuti clan mana?”
“begitu masalahnya ya?” Manda berpikir sebentar. Namun muncullah idenya.
“kalau begitu tanya orang tua kalian, dan tanyakan juga dengan kakek tetua kalian harus mengikuti clan mana?”
Tanpa mereka sadari, Fadly dan John mendengar pembicaraan tersebut dari balik pohon. Tentu saja mereka heran kenapa mereka bisa berpikir sejauh itu.
“darimana mereka tahu kalau aku mempunyai masalah dengan kakekku dan kak Sandy?” bisik Fadly.
John hanya menggeleng tidak tahu.
“kalau begitu kita bicakaran terus terang saja.”
“apa itu bisa membantu?”
“tidak tahu, ayo ke Rumah kakekmu.”
Lalu sesampainya di rumah kakek tetua. Beliau juga merasa bingung dengan masalah tersebut. Hingga pada akhirnya Tetua dan Sandy memutuskan…
“bilang pada mereka terserah mereka saja mau mengikuti clan ini atau clanmu Sandy.”
“biar nanti kami bicarakan pada mereka.” Ujar Fadly dan Rista.
Lalu merekapun pulang dan merenungkan masalah tersebut. Lama mereka merenung, Aji menghampiri mereka dan memberikan mereka jeruk dan buah-buahan lainnya.
“kenapa merenung?”
“kita bingung, anak-anakku bingung mau mengikuti clan mana karena mereka kembar dan kami juga mempunyai clan yang berbeda, yang lebih bingung, mereka harus mengikuti clan mana menurutmu?”
“menurutku, kalau salah satu diantara mereka ada yang mengikuti clan kalian. Pasti permasalahannya tidak akan serumit ini.”
“Kakek tetua benar, terserah mereka saja mau mengikuti clanku atau clanmu Rista.”
“benar juga.”
Deny dan Sandy tiba-tiba datang.
“ada apa?”
“didepan sana ada kecelakaan lalu lintas.”
“kecelakaan? Siapa?”
“banyak anak-anak SD saat akan menyebrang, tapi…”
“tapi apa?”
“hampir semua menjadi korban tabrakan.”
“Apa? Berarti anak-anakku juga.”
“aku juga tidak tahu. Karena Deny dan Kak Sandy melihat kejadian dari jarak jauh.”
“kalau begitu ayo kita lihat.” Merekapun menuju ke jalan raya yang merupakan tempat kejadian perkara yang dimaksud. Namun setelah menanyakan saksi mata dan polisi yang memeriksa di sekitar tempat tersebut, ternyata tidak terlihat si kembar lelaki perempuan tersebut. Meski mereka juga mencari nama Fadlan dan Farla di semua rumah sakit di seluruh sudut kota, namun hasilnya tetap nihil.
“sudahlah, mungkin saat ini mereka masih belum bisa diientifikasi.” Kata Deny.
“mama, Papa,”
“Fadlan? Farla? Kalian tidak apa-apa?”
“kita nggak apa-apa.”
“tapi dimana tante Mistin?” tanya Farla.
Sandy, gawat! Mistin ada di rumah Sakit dan kondisinya semakin kritis.” Seru Nadine datang.
“kalau begitu, papa dan mama ke rumah sakit dulu. Kalian pulang saja dengan kak Deny, mengerti?” pesan Rista pada Fadlan dan Farla.
“iya. Ayo Kak!”
“Deny! Jaga anakku dulu ya. Kalau ada apa-apa hubungi aku!”
“iya kak!” jawab Deny menuju rumah Sandy.
Sesampainya di rumah sakit, Nadine dan Sandypun bertanya pada petugas yang mendata pasien Rumah Sakit.
“Nikita Misty ada di ruang teratai 03.” Kata petugas tersebut.
“terima kasih.”
Sesampainya di ruangan yang dimaksud, mereka melihat tubuh Mistin terbaring lemah di tempat tidur.
“Mistin?”
“kak Sandy…?”
“kami mengkhawatirkanmu Mistin, bahkan Deny masih was-was dengan keadaanmu.”
“tolong… kalian bilang padanya dan nenek…aku masih menyayangi Deny dan seluruh anggota Clanku bahkan Ayahku.” Lalu Mistin menghembuskan napas terakhirnya.
“KAK MISTIN !? Kak John, tolong panggilkan dokter.”
Ternyata usaha mereka sia-sia, nyawa Mistin tidak dapat lagi tertolong. Lalu Sandy mengirimi Deny SMS yang bertuliskan :
<From : Kak Sandy>
Deny, Kakakmu sudah meninggal.
Melihat pesan singkat tersebut, Denypun berlari ke pinggir pantai sambil menangisi kakaknya yang sudah lebih dulu meninggalkannya di dunia.
Keesokan paginya, Sandy cs berkumpul di pemakaman untuk menghadiri pemakaman Mistin. Semuanya terisak-isak saat hujan mengguyur dengan derasnya di pemakaman tersebut. Tetapi sejak saat itu mereka semakin yakin dengan apa yang mereka miliki dan mensyukurinya. Mereka akan terus berjuang hingga titik darah penghabisan. Itulah janji Sandy cs pada Ibunya Sandy dan timnya yang telah berjuang menegakkan perdamaian.




Sandy All Seasons
Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar