10 Desember, 2011

Sandy Season 5 Episode 12

Om Panji, Devi, Rina, dan Hana berhadapan dengan Zain dan Willy yang telah dihipnotis. Merekapun menyerang dengan susunan rencana yang telah Om Panji rancang. Tentu saja Zain dan Willy semakin terdesak. Apalagi ditambah amarah Rikoru yang semakin beringas.
“Sekarang!!”
Devi dan Rinapun mengunci aliran cakra Rikoru. Dengan mudah Rikoru menjadi tenang dan wujudnya kembali menjadi seperti semula. Dan di lengan Rista muncul tanda Petir seperti milik Fadly. Rinapun langsung mengobati tubuh Rista yang berlumuran luka terbakar. Sementara itu Hana segera mengalihkan perhatian Zain. Dengan Tebasan Angin yang berasal dari Kipasnya, Zain terlempar jauh hingga mati tertusuk karang yang runcing. Disaat itu pula Willy baru sadar dari efek Hipnotis Zain.
“Devi, Rina, Hana, Om? Kenapa denganku?”
“kita Jelaskan itu nanti, sekarang kita susul Fadly.”
Didalam Laguna, Fadly masih belum merasa kehabisan napas. Namun, ia merasa kedua tangannya mulai dapat digerakkan.
“kau boleh menggerakkan tubuhmu jika sudah tidak merasa sakit lagi.” Seru Deny dari pinggir laguna.
Disaat itu juga ia mulai merasakan kedua kakinya mulai dapat digerakkan seperti sedia kala, namun ia tidak bisa mengangkat tubuhnya karena masih dalam proses pengobatan. Dan iapun mulai kehabisan napas dan segera mencari selang oksigen untuk bernapas dan menggunakannya. Tiba-tiba, napasnya terasa menyesakkan tubuhnya dan langsung pingsan dibawah laut karena paru-parunya masih belum stabil untuk menghirup oksigen dari mulut. Denypun segera membawanya ke permukaan dan mengeluarkan air yang terminum olehnya.
Disaat itu juga Sandy, Mistin, John, dan Ibu Ratih baru tiba di Pulau Tengkawang. Mereka kaget saat melihat Fadly terbatuk-batuk karena meminum terlalu banyak air laguna yang dijadikan pengobatan.
“Pasti kau menghirup Oksigen dari Dive-tube, iya ‘kan.” Tanya Mistin kesal.
Reno tiba-tiba sadarkan diri dan datang dengan berjalan tertatih-tatih.
“sepertinya serangan Zain membuat organ tubuh vitalnya menjadi sulit direspon aliran syarafnya. Jadinya ia langsung pingsan seperti itu.”
“kau benar, organ dalamnya masih lemah. Tapi kak Reno mendingan duduk saja untuk meringankan sakit yang menusuk di tubuhmu.”
“atau mungkin saja organ tubuhnya alergi dengan obat pertama yang kau berikan.” Tambah Sandy.
“serangan yang diberikan Zain seperti racun yang disuntikkan ular pada musuhnya. Bahkan telah menyumbat aliran Syarafnya. Itu berarti, racun yang terserap didalam tubuhnya harus dikeluarkan secepatnya sebelum lumpuh total.”
“kalau begitu, bawa Fadly ke ruang operasi. Kondisinya sudah kritis.” Perintah Ibu Ratih.
“Baik.”
Di Ruang operasi, Sandy segera mengeluarkan jurus Water Sponge untuk menyerap racun yang masuk didalam tubuh Fadly. Mengejutkan, jumlah racun yang berada di tubuh Fadly hampir setara dengan 5 buah galon penampung air berukuran besar. Jumlah yang tidak sedikit bagi John untuk menampung racun yang telah ia pindahkan.
“mungkin racun yang dikeluarkan Zain tadi bisa bermutasi dan berjumlah sebanyak ini.”
“kau benar racun yang dikeluarkan Zain dapat bermutasi hingga membuat tubuh vital lawannya lumpuh total.” Jelas Deny.
“bukan hanya itu saja, Deny. Sepertinya mereka bukan mengincar Sandy, Reno, dan John. Tetapi Fadly dan kamu.” Tambah Mistin dan Ibu Ratih.
“tapi kita harus mencari antiracunnya. Kita tidak bisa begini terus.” Balas Sandy.
“aku tahu resep anti racun yang non efek samping. Mudah saja, peras sari nanas, didihkan, sambil menunggu sari nanas sudah mendidih, cari daun sembung atau air kelapa, kusarankan air kelapa karena mudah didapat. Setelah jus nanas mendidih, tambahkan air kelapa, dan setengah gelas racun yang sudah dijemur atau yang sudah dididihkan terlebih dahulu.” Jelas Deny panjang lebar.
“kebetulan Fadly juga suka nanas, pasti dia mau meminum anti racun tersebut.”
“tentu saja selain jeruk, ia suka makan nanas yang setengah masak, dan buah-buahan lain yang rasanya agak asam.”
“memang, nanas bisa menetralkan racun yang masuk kedalam tubuh lebih banyak ketimbang jeruk. Jadi aku pilih nanas sebagai resep utamanya.”
“kalau begitu, ayo kita racik.”
“ayo!”
Semuanya berbagi tugas, Sandy dan Mistin sedang memeras sari nanas, Ibu Ratih sedang mendidihkan Racun yang baru dikeluarkan dari tubuh Fadly. Sementara John mengambil air kelapa di sekitar pulau. Dan Deny yang sedang membuat makanan untuk Fadly. Nanas dan Racunnya telah mendidih, merekapun mencampur Air kelapa, Nanas, dan racun kedalam sebuah panci yang cukup besar.
“tenang saja, racunnya baru kadaluarsa setelah 4 tahun dibuat. Tanpa bahan pengawet.” Kata Deny.
“tapi apa kita harus mengetesnya dulu?”
“iya sebelum dicoba.” Jawabnya mantap.
Merekapun menguji zat tersebut ke laboratorium, ternyata berhasil. Tikus percobaan yang tadinya terkena gigitan ular kingcobra menjadi sembuh seperti sebelum tikus itu terkapar.
“berikan pada Fadly dan Reno kalau begitu.” Perintah Ibu Ratih.
“Baik!”
Lalu Sandy memberikan ramuan tersebut pada Fadly dan Reno. Beberapa saat kemudian, Fadly memuntahkan sisa racun yang masih melekat di dalam tubuhnya.
“wah...wah...wah... ternyata masih ada sisa racun yang belum dikeluarkan.” Kaget John jijik.
“jelas saja belum, racun itu dapat bermutasi sampai...1..2...3....5 galon lebih.”
“kami sudah tahu, bahkan setelah diteliti ternyata racun yang ada didalam tubuhmu dikatakan sangat berbahaya, karena air di sekitarmu sudah dicampur dengan cakramu sehingga Zain dengan mudah menyerangmu.” Jelas Sandy.
Lalu rombongan Om Panji tiba dengan membawa tubuh Rista yang penuh luka bakar Phoenix. Dan apa yang dilakukan mereka selanjutnya?









Tidak ada komentar:

Posting Komentar