Pagi itu sangat cerah sekali, namun itu tidak berefek lama pada Desa Kijing. Saking banyaknya wartawan yang ingin mewawancarai Sandy cs, Rista malah kewalahan menahan diri mereka untuk mewawancarai Sandy cs. Buntutnya, ada seorang wartawan yang bernama Ferdi nekat memakai Triple Tornado untuk menyingkirkan wartawan-wartawan lain hanya demi mewawancarai orang seperti Sandy. Beruntung, Reno menahannya dengan Jurus dinding Tanah dan jika masih membandel, John sudah menyiapkan jurus Floor Freeze yang membuat mereka tergelincir jika menginjaknya. Namun, Ferdi justru berenang di lantai yang sudah John bekukan.
“Ferdi, masa’ pagi-pagi nyentuh es.” Gerutu seorang wartawan.
“Ferdi, kata produser kau tidak boleh menyentuh es bercakra itu.” Cegah Erin, seorang wartawati yang juga ninja.
“memangnya, kenapa??” enteng Ferdi.
“Meski Fadly tidak mengenalmu, tapi akibatnya lebih fatal ketimbang Jurus Lumpur Pengisap!”
“pemuda itu benar, akibatnya....” kata Sandy tiba-tiba menghentikan himbauannya ketika....
Ferdi membeku ditengah Floor Ice. Mereka yang bukan ninjapun tercengang dan panik bagaimana caranya agar Ferdi kembali seperti semula.
“tenang, mereka akan kembali seperti semula jika terkena air.” Lalu Sandy menyiramkan air pada Ferdi yang membeku. Setelah ditunggu beberapa saat, Ferdipun kembali seperti semula meski tubuhnya menggigil kedinginan. Syukurlah, Ibu Ratih memaklumi apa yang Ferdi lakukan. Namun, Ibu Ratih menghimbau agar mereka tidak mewawancarai Sandy cs disaat yang kurang tepat, apalagi harus nekat memakai jurus Ninja demi berita yang diinginkannya.
“Anda baik sekali, terima kasih atas himbauannya, Bu. Dan syukurlah wujud Ferdi bisa anda kembalikan lagi.” Kata Erin.
“tidak apa-apa, saya juga memaklumi perilaku setiap wartawan yang kadang membandel.” Balas Ibu Ratih.
Tiba-tiba terdengar suara helikopter dari atas langit. Benar saja, Helikopter milik sebuah instansi pemerintah akan mendarat di lapangan Voli. Dari dalam helikopter keluarlah Jendral TNI Angkatan laut, Pemimpin Pasukan Densus 88, dan Kapolri yang sepertinya berasal dari Jakarta.
“Selamat siang Ibu Henita Ratih, kami adalah perwakilan dari Instansi Pemerintah dari PBB yang ingin menyampaikan kepada seluruh Clan kalian, bahwa para Yakuza dari X-Mafia mulai meneror masyarakat kota. Dan yang lebih mengkhawatirkan lagi, mereka akan meneror kota jika upacara bendera di Istana Negara masih ingin dilaksanakan. Kami meminta tolong pada semua anak didik anda harus menghentikan mereka sebelum upacara bendera di Istana Negara dilaksanakan. Jika menemukan hal yang mencurigakan, hubungi kami. Sekian dulu, tapi ingat, 5 hari kedepan kalian sudah harus ke jakarta. Selamat siang.”
“baik pak, akan kami laksanakan.”
Merekapun pergi dengan helikopter itu juga, Ibu Ratih pun mengerti apa yang mereka maksudkan. Namun, mereka tidak tahu siapa X-mafia secara realita. Sambil memulihkan Ferdi, merekapun akhirnya mau diwawancarai.
“mungkin orang-orang luar menganggap desa kami agak tertutup, padahal bagi instansi hukum dan kriminal tidak menganggap kami seperti apa, sifat kami bagaimana, dan apa saja bagi orang-orang luar kami ini dianggap hama masyarakat.” Jelas Ranita.
“di desa ini, semua orang kami anggap sama baiknya dengan orang lain. Bahkan di mata polisi, kami adalah sebuah peranan penting bagi kasus-kasus yang sangat berat seperti terorisme, anarkisme, dan semua bentrokan yang terjadi belakangan ini.” Tambah Ibu Ratih.
“begitu juga kasus Reno cs 4 bulan yang lalu, kami selalu menjalaninya dengan baik-baik dan jika tidak bisa dibicarakan baik-baik, maka dengan terpaksa kami harus memakai kekerasan.” Lanjut Sandy.
“begitulah jika ada setiap masalah, tidak semua harus memakai kekerasan. Kemarin saja, ada pencuri papan Surfing menyerahkan diri ke polisi hanya karena melihat wajah kami semua. Termasuk pemilik papan Surfing yang dicurinya itu ternyata adalah salah satu anggota kami.” Tambah Mistin.
“pantas saja kami melihat orang beramai-ramai di kantor polisi kemarin siang. Ternyata masalah pencurian papan Surfing sewaan.” Kata Ferdi baru mengetahuinya.
“terima kasih atas pertisipasi anda dalam wawancara kali ini, dan ini sangat langka terjadi kericuhan. Karena anda juga menghimbau agar selalu tertib saat kami akan mewawancarai anda semua. Dan juga memaafkan perlakuan rekan kerja kami, meski harus menunggu dia sampai pulih kembali.” Kata Erin.
“tidak apa-apa, kami memang selalu tolong-menolong orang yang sedang kesulitan. Termasuk orang yang memakai jaket merah keunguan itu.” Kata John sambil menunjuk Aji yang sedang repotnya membawa setumpuk kardus untuk dikirim ke pulau Natuna. Semua tercengang melihat Aji melakukannya sendiri, termasuk Ferdi yang bahkan melongo dengan mulut menganga.
“jarang sekali ya, melihat orang mengangkat tumpukan kardus sebanyak itu untuk dikirimkan ke pulau-pulau seberang, apalagi seorang diri.” Kaget Denny, salah satu kameramen yang juga teman kerja Erin.
Diam-diam Sandy mengirim SMS ke nomor handphone Aji. Dan untunglah disaat itu juga, perasaan Aji sedang beruntung.
“kami akhiri dulu wawancara kami pada anda semua. Dan jika ada berita baru, kami akan langsung mewawancarai anda lagi untuk mengUpdate berita kami. Terima kasih.”
Disaat itu juga, Ferdi pulih dan dibolehkan untuk pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar